Jumat, 28 Agustus 2015

Gara Gara SPP keperawanan kuberikan

Gara Gara SPP



Saat kelulusan hampir tiba, beberapa bulan ke depan mungkin aku sudah menjadi mahasiswa, tapi itu tidak begitu aku pikirkan, karena yang penting adalah ujian kelulusan, atau lebih dikenal dengan EBTA dan EBTANAS. Karena jika belajar dengan serius sekarang, nanti saat ujian masuk perguruan tinggi, kita akan lebih ringan belajarnya. Itu prinsipku.

Dan aku punya pengalaman menarik sebelumnya.

Seperti biasanya menjelang ujian, seluruh murid diwajibkan untuk melunasi semua tunggakan, karena bukan hal aneh di sekolahku, jika ada yang menunggak SPP atau uang bangunan, bukan karena tidak mampu membayar, karena rata-rata yang bersekolah di sekolahku, orang tuanya cukup mampu untuk membiayai. Dan jika ada yang menunggak itu mungkin dikarenakan uang yang telah orang tua mereka berikan untuk SPP dan lain-lain mereka pakai untuk hura-hura.

Dan itu terjadi pada teman sekelas Widi pacarku, namanya Lia, ia menurut Widi punya tunggakan SPP dan uang bangunan yang cukup besar, dan dia tidak berani bilang pada orang tuanya karena sebenarnya uang itu sudah mereka berikan beberapa bulan yang lalu, katanya sih sampe 1 jutaan, aku sendiri cukup terkejut, karena untuk SMU, uang segitu bukan jumlah yang sedikit.

Lia sebenarnya ingin pinjam pada Widi pacarku, tapi karena dia sendiri tidak punya uang, kemudian Widi menceritakan hal itu padaku, dengan maksud agar aku dapat memberikan pinjaman pada Lia.

Awalnya aku bersedia meminjamkan dengan sukarela, tapi entah kenapa belakangan pikiranku jadi 'ngeres', lagian biar jadi pelajaran untuk Lia, bahwa tidak gampang cari duit. Orang tuaku sendiri, walau bisa dibilang cukup mampu, selalu mengajarkan hal itu, walaupun mereka telah mendepositokan uangnya untukku, agar tiap bulan bunga depositonya bisa aku tabung atau aku gunakan bila perlu.

Entah berapa jumlah uang yang ayahku depositokan, tetapi yang jelas secara otomatis, setiap bulan saldo di rekeningku bertambah, apalagi beberapa bulan belakangan, setelah kerusuhan Mei, (yang katanya bunga bank naik tinggi) entah berapa, yang jelas setiap bulan saldoku bertambah sebanyak 300 ribuan. Saat itu saldoku memang cukup banyak untuk ukuran anak sekolah, karena untuk sehari-harinya aku tetap diberi uang jajan secara bulanan, jadi jika tidak perlu-perlu sekali aku tidak perlu ambil dari tabungan.

Maka setelah kupikir-pikir, akhirnya aku telepon Widi, minta agar Lia menemuiku langsung, agar semuanya jelas kataku, jadi bukan Widi yang pinjam, tapi Lia.

Lia memang dikenal cukup gaul, modis karena badannya memang bagus dan wajahnyapun cantik, kulitnya putih. Tapi mungkin karena pergaulanya yang salah, (karena banyak selentingan kalo dia itu pecun istilah sekarang, kalo dulu sih sebutannya perek), dia jadi seperti ini. Aku sendiri sih tidak pernah ambil pusing sebelumnya, tapi sekarang lain cerita.

Saat aku sedang berfikir, apa yang akan aku lakukan padanya sebagai pelajaran buatnya, sekaligus memuaskan hobbyku yaitu senang melihat cewek memamerkan tubuhnya, dan melihat wanita yang merasa dipermalukan di depan orang banyak. (mungkin ini adalah trauma masa kecilku yang pernah dipukul oleh ibuku, begitu sih yang aku dengar). Karena walaupun aku sadar akan adanya perbedaan di dalam diriku, tapi aku belum pernah ke psikiater, karena itu kuanggap hanya fantasiku semata. Dan lagi pula apa yang salah dengan sekedar berfantasi.

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.

"Ya.. Siapa!"
"Saya Mas.., Slamet". Oh..

Ternyata Slamet pembantu di rumahku. Kami punya dua pembantu laki-laki di rumah ini.

"Ada telepon buat Mas yudi!" teriaknya dari balik pintu.
"Ya.. Aku turun" jawabku.

Kemudian aku turun ke ruang baca, karena di sanalah telepon diletakan, di sebelah kiri sofa besar. Ternyata. Yang telepon adalah Lia.

"Hallo Yurie ya..?, ini Lia", katanya.
"Ya.. Ada apa ya..?!", jawabku.
"Nggak tadi Widi telepon, kasi tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit buat bayar SPP?!" sambungnya.
"Oh.. Iya, tapi berapa?!, soanya kalo banyak-banyak aku juga gak punya, tapi terus aku dapet imbalan apa nih..?!", pancingku.
"Terserah kamu deh, apa aja boleh!" jawabnya setelah terdiam beberapa saat. (mungkin dia mikir dulu)
"Soalnya kepepet nih, buat bayar SPP, aku butuhnya sih 750 ribu, tapi kamu adanya berapa?!, ntar kalo kurang aku bisa pinjem ke temen yang lain", sambungnya.
"Nggak kok, kalo segitu aku juga ada, tapi aku minta imbalan dan jaminan lho", jawabku memastikan.
"Ntar kalo kamu gak balikin duitku gimana?! Aku rugi dong!", lanjutku.
"Jaminan apa. Aku kan gak punya apa-apa?!", tanyanya kebingungan.

Sepertinya ia takut gak bisa dapet pinjaman uang dariku.

"Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya!" katanya lagi, dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa.

Tiba-tiba aku dapat ide brilian.

"Gini.. Tapi itu kalo kamu mau, kalo nggak juga gak apa-apa, tadi katamu terserah aku, sebagai imbalanya, aku minta nanti sore kamu ke sini, tapi aku minta kamu hanya pake seragam sekolah, jangan pake daleman lagi, jangan pake bra ataupun CD dan buka dua kancing atas bajumu, awas kalo tidak, karena aku akan memantaumu!!" jelasku.
"Dan sebagai jaminannya aku ingin foto-foto kamu dengan pakaian minim, sexy, pokoknya seadanyalah!". Jawabku lagi.

Sekali lagi dia terdiam. Kali ini cukup lama.

"OK.. Gini, kalo kamu masih ragu, untuk 1 roll film aku kasih kamu 400 ribu, jadi 2 roll kamu dapet 800 ribu"
"Aku janji gak akan aku sebarin, cuman untuk jaminan aja, tapi kalo kamu gak mau bayar, ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja itu foto-fotomu, Gimana..?!" jawabku menjelaskan, sambil meminta kepastian.
"Mmhhmm.. Gimana ya..?!"
"Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan..?!!" tanyanya memastikan.
"Nah kena nih!" batinku.
"Iya aku janji, tapi kalo kamu gak bayar, ya itu lain soal.
"Ok deh.. Ntar sore aku ke rumahmu!" akhirnya dia menyetujuinya.

Rumahku sore itu sepi, orang tuaku sore hari itu sedang ke Surabaya naik kereta api, itulah sebabnya mengapa ia kusuruh datang sore itu, sedang kedua pembantuku pasti tidaak berani mengusikku, lagi pula sore begini kalau kebetulan orang tuaku tidak ada, mereka suka ke rumah tetangga, pacaran dengan pembantu tetangga. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk handycam kecil milik kakakku yang kuliah di Yogya (yang sebenarnya diluar perjanjianku dengan Lia, tapi who cares..?!!).

Aku kemudian menunggunya di ruang tamu, sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci, agar Lia tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku, kebetulan rumahku ini ada di pinggir jalan besar yang ramai dilalui pejalan kaki dan kendaraan yang lalu lalang dan ada toko kecil tak jauh di seberang rumahku yang cukup ramai pembelinya..

Tak lama kemudian tampak sebuah taxi berhenti di depan rumahku, aku ambil teropongku dan kulihat siapa yang ada di dalam taxi, ternyata benar yang ada di dalamnya adalah Lia, tampak ia keluar akan membayar ongkos taksi, kuarahkan teropongku ke arah dadanya, tampak dadanya sedikit terguncang karena tidak memakai BH, melihat dua bukit kembarnya tersamar di balik bajunya, yang kuperkirakan berukuran 34D, ada rasa tegang dan bergairah yang menyebabkan adik kecilku berdiri, kulihat dua kancing bagian atasnya tidak dikancingkan, sehingga saat dia membungkuk untuk membayar taksi, kupastikan jika si supirnya melihat ke arah si Lia bukan ke arah uang yang Lia berikan, tentunya dia akan dapat melihat bukit kembar si Lia yang ranum itu.

Dan teryata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat ke arah Lia, ada ekspresi terkejut di wajahnya, tapi pura-pura tidak melihatnya, karena kemudian dia segera pergi.

Kemudian Lia berjalan menuju gerbang rumahku, sayang saat itu tidak banyak orang lewat, yang dapat melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat ia melangkah, ia kemudian menjangkau bel yang ada di samping pagar bagian dalam, karena ketinggian bell itu cukup tinggi baginya yang kira kira hanya 165 cm (dulu sengaja letak bell itu di tinggikan, karena banyak anak-anak yang iseng) tampak ia jinjit untuk menjangkaunya, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang, ia tak sadar banyak orang yang lewat melihat hal itu. Karena aku kurang puas, kubiarkan ia melakukanya beberapa kali sampai akhirnya ia sadar karena banyak yang lewat terus memperhatikan dari jauh padahal ia telah berjalan melewati Lia sedari tadi, tapi Lia tampaknya pura-pura tak sadar diperhatikan.

Tapi rasanya aku ingin lebih mempermalukannya, langsung saja kuambil HP dan menelepon ke HP-nya, mudah-mudahan ia belum menjual HP-nya lagi, ternyata benar, dia mengangkat HP-nya.

"Lia, sebelum kamu masuk, tolong beliin aku tali pramuka di toko depan dong", kataku, aku tahu di toko itu menjual tali pramuka, karena aku sering belanja di toko itu, letaknya tidak persis di depan tapi agak ke samping kira-kira 15-20 meter.
"Oh ya.. Sekalian beliin rokok mild ya, baru aku bukakan pagar, ntar aku ganti" kataku lagi, lalu menutup HP-ku.

Lia tampaknya, hendak mengutarakan sesuatu, tapi sudah keburu aku tutup, ia kemudian, kembali memijit bel rumahku, tapi tidak aku gubris, akhirnya ia pun berjalan ke arah toko di seberang dengan perasan tak karuan, karena malu ia melipat tangannya di depan dadanya, agar guncangan dadanya tidak terlalu nampak. Akupun naik ke lantai atas untuk bisa melihatnya lagi.

Tampak Lia dengan kikuk berbicara dengan Mas Yus, begitu aku biasa memanggil pemilik toko itu, karena kebetulan di sana sedang ramai pembelinya, itu memang biasa terjadi karena walaupun tak seberapa besar, tapi barang yang disediakan cukup lengkap, dan tidak terlalu beda jauh dengan di toko grosir.

Tampak Lia yang sedang berbincang sering diamati dari atas ke bawah oleh bapak-bapak dan mas-mas yang kebetulan sedang berbelanja, sepertinya mereka tahu kalau Lia tidak memakai bra, karena aku yang melihatnya memakai teropong dari arah belakang tak sedikitpun melihat ataupun tersamar tali BH, padahal pakaian Lia cukup transparan karena mungkin usianya yang cukup lama, karena mungkin tanggung bagi Lia untuk membeli baju seragam baru, karena sekarang sudah mendekati kelulusan.

Gerakan badannya saat mengambil uang di saku roknya pun mendapat perhatian dari semua laki-laki yang ada di sana, payudaranya kembali berguncang hebat, karena sepertinya dia cukup sulit mengambil uang yang ada di saku roknya, mungkin karena roknya pun sepertinya dibuat pada waktu dia masih baru kelas dua, jadi dengan ukuran tubuhnya yang sekarang rok itu terlihat mini dan sangat pas di pantatnya. Akupun jadi teringat bahwa akupun menyuruhnya untuk tidak memakai CD di balik roknya. Dan ternyata memang tidak terlihat bentuk CD dibalik roknya yang ketat itu, dan gerakan dua belahan pantatnya terlihat cukup menggairahkan. Bergoyang dengan sangat natural saat ia bergerak.

Pantas saja laki laki yang melihatnya di sana memandangnya seperti hendak menelanjanginya, memandangi dari atas ke bawah. Ternyata Lia memang sangat sexy dengan keadaan yang seperti itu. Dengan tanpa memakai penutup dada alias BH dengan pakaian seragam yang transparan karena termakan usia, dan roknya yang sepertinya dua ukuran di bawah ukurannya yang sekarang.

Kemudian tampak, ia kembali merogoh seluruh sakunya, baik baju dan roknya, gerakannya itu kembali mengundang tatapan para lelaki di sekitarnya, karena kali ini terlihat jelas guncangan di payudaranya dan jelas sekali kalo dia tidak memakai BH, karena goyangan paudaranya terlihat sangat jelas. Sepertinya dia terlihat panik dan menunjuk ke arah rumahku, mungkin uang yang dimilikinya kurang untuk membayar rokok dan tali yang kuminta, atau dompetnya tertinggal barangkali. Itu yang ada di benakku saat melihatnya kebingungan.

Karena tak tega melihatnya kebingungan dan jadi tontonan gratis terlalu lama. Akhirnya kutelepon Mas Yus dengan HP-ku, dan pura-pura menanyakan apakah ada temanku cewek yang beli tali pramuka dan rokok, karena aku beralasan bahwa aku khawatir kok lama banget, dan ternyata benar, Mas Yus menerangkan bahwa Lia memang mengaku duitnya kurang karena dompetnya tertinggal di rumahku, dan tadinya Mas Yus curiga apa betul Lia temanku dan disuruh beli tali dan rokok olehku, karena ia baru pertama kali ini melihat Lia, tidak seperti temanku yang lain yang sering membeli barang ke tokonya kala main ke rumahku, begitu katanya.

Akhirnya Lia bisa meninggalkan toko itu, setelah aku bilang bahwa kekuranganya nanti akan diantarkan, dan bahwa benar Lia itu temanku. Di akhir pembicaraan Mas Yus sempet bilang bahwa Lia itu sexy banget dengan keadaan seperti ini, suruhlah sering sering ia belanja ke tokonya. Dan aku yakin Lia mendengarnya, karena tempat Mas Yus menerima telepon hanya berjarak setengah meter dari tempat Lia berdiri, sedang saat ia mengucapkanya Mas Yus berbicara biasa, tidak berbisik. Jadi aku yakin Lia pasti mendengarnya. Aku pun menyanggupi bahwa Lia juga nanti yang akan mengantarkan kekurangan pembayarannya.

Mereka tidak tahu kalau aku mengamati semua yang terjadi sejak tadi dari jauh.

Saat Lia berjalan ke arah rumahku, para pembeli yang sedari tadi ada di sana tampak ribut ada yang bertepuk tangan, bersiul (terlihat dari bibirnya yang monyong), ada juga yang bersuit dengan "irama menggoda" karena terdengar juga olehku.

Lia kini tambah kikuk dan malu, karena kini dia sadar bahwa semua orang yang ada di sana telah tahu bahwa ia tidak memakai BH, karena saat ia panik tadi ia tidak dapat lagi menutup-nutupi lagi keadaannya yang tanpa pakaian dalam, dan gerakanya tadi membuat orang semakin jelas melihat payudaranya yang terguncang kesana kemari, saat ia merogoh saku baju dan rok pendeknya. Tapi Lia enggan berlari karena takut akan lebih memepertontonkan payudaranya yang bergoyang jika ia berlari. Ia hanya berjalan sedikit cepat untuk mencapai rumahku.

Aku telah menunggunya di depan pintu pagar yang telah aku buka, dan menyambutnya dengan tersenyum. Satu rencanaku telah tercapai.

Lia yang masih terlihat malu, semakin malu, karena akulah yang jelas tahu jika dibalik seragamnya ia tidak memakai apa-apa lagi, karena akulah yamg memintanya melakukan semua ini. Tapi aku bersikap wajar saja, dan itu membuat Lia tenang berada di dekatku. Memang selama ini aku dikenal sebagai cowok yang baik, dan cenderung pemalu, karena itu banyak cewek yang tertarik padaku.

Setelah ngobrol ini-itu, akhirnya meunuju ke pokok permasalahan, bahwa ia butuh uang untuk membayar tunggakan SPP dan uang bangunan, yang sebenarnya telah orang tuanya berikan, tapi telah ia pergunakan untuk beli ini dan itu serta "biaya kenakalannya" seperti narkoba dan minuman keras. Dan aku menyanggupi untuk meminjaminya tapi semua itu ada timbal baliknya kataku padanya.

"Seperti yang kubilang tadi, mau nggak, sebagai jaminanya aku foto kamu dengan pose yang sexi dan dengan pakaian seadanya?!" tanyaku padanya.
"Ya mau gimana lagi, toh aku sudah datang ke sini sesuai dengan keinginanmu, nggak pake BH dan CD".
"Sudah kepalang basah, lagian hanya kamu yang bisa menolong aku. So, mo gimana lagi.. Ak.. Aku terima deh! Tapi janji nggak akan menyebarkan foto-fotoku khan?!", Ia bertanya dengan sedikit terbata-bata.

Rupanya ia sudah terlalu sering berbohong pada orang tuanya, tentang ke mana saja barang barang yang mereka berikan untuknya, seperti HP, jam tangan (bermerk) serta beberapa perhiasan emas kecil seperti anting, yang sering ia katakan hilang, tertinggal di rumah teman dll. Padahal semua itu sudah ia jual. Dan tampaknya orang tuanya sudah mulai curiga dengan semua itu, karena itu HP yang ia miliki sekarang tidak berani ia jual, karena takut akan menambah kecurigaan orang tuanya, lagi pula kalau di jual paling hanya laku sedikit karena itu adalah HP keluaran lama. Itu ceritanya kemudian, saat aku mulai mempersiapkan peralatanku.

Saat kutanya kenapa dia mau menerima syaratku untuk di foto dengan pakaian minim dan sexy, ia menjawab bahwa ia percaya denganku, bahwa ia yakin, aku adalah cowok yang bisa dipercaya, dan tidak akan berbuat yang tidak-tidak, karena ternyata selama ini Widi sering bercerita padanya mengenai apa saja yang telah ia lakukan untukku, tentang foto sexy Widi yang aku buat, tentang aku yang mengajaknya jalan tanpa memakai BH dan memutuskan kancing bajunya, tentang aku yang selama ini tidak pernah minta yang macam-macam (ML) pada Widi, sehingga Widi percaya padaku, begitu ceritanya (tapi soal yang tentang Widi hanya memakai celana pendek saja selama menemani aku yang berkunjung ke rumahnya, sepertinya tidak Widi beritahukan), itu pulalah yang membuat Lia percaya padakku, bahwa aku senang melihat cewek sexy dan mem-foto mereka. Karena selama ini ternyata Widi dan Lia berteman cukup dekat sejak SD, hanya saja ia beda SMP dengan Widi dan juga denganku, jadi aku baru mengenalnya di SMA/SMU. Selain alasan yang pasti dia butuh duit juga tentunya.

Karena keadaan rumah sepi, lagi pula pintu gerbang sudah aku kunci, rasa isengku muncul, seberapa percayanya Lia padaku. Lalu akupun mulai melakukan aksiku.

"Lia, kamu kan aku suruh ke sini, hanya boleh memakai seragam tanpa BH dan CD, tapi aku belum liat buktinya tuh!".
"Idih lu Yurie.. Masa sih dari tadi kau gak liat toket gue yang terayun ayun gini" katanya sambil memegang toketnya denga dua tangannya.

Tampaknya dia sudah mulai rilex denganku karena sudah memakai bahasa lu-gue.

"Iya serius, aku belum bisa liat jelas tuh!"

Kemudian ia menarik baju seragamnya ke belakang, sehingga toketnya yang tadinya tersamar di balik seragamnya. Kini makin jelas terlihat, putingnya yang kecil, menonjol di seragamnya,

"Wah mana, tetep gak jelas" kataku.
"Mungkin kalo gini baru jelas" lanjutku sambil menyambar satu gelas air es yang memang sedari tadi ada di meja depanku sebagai obat kalau aku haus kala menunggu dia datang tadi. Kemudian menyiramkannya ke arah dada Lia yang sedang memamerkan puting payudaranya.

Kontan seragam di bagian depannya basah kuyup, karena air es yang tersisa masih cukup banyak, karena aku memang tidak begitu lama menunggu Lia datang.

Kini tampak jelas terlihat payudara Lia yang berukkuran 34D itu, karena seragamnya yang basah seperti tercetak mengikuti bentuk tubuhnya. Ia tampak terkejut dan hendak berteriak, tapi ia tahan, sepertinya takut penghuni rumahku curiga.

Mengetahui kekhawatirannya, aku segera memberitahu bahwa saat itu keadaan rumahkku sedang kosong, orangtuaku ke luar kota, tapi pembantuku aku bilang sedang tidak ada, (padahal mereka mungkin sedang pacaran) jadi aku bilang tinggal kami berdua yang ada di dalam rumah, kontan saja dia langsung hendak memukulku, tapi kuhindari dan berlari ke atas, ke kamarku, dan seperti yang kuduga dia mengejarku.

Aku segera masuk dan menghidupkan handycam, membiarkan alat itu merekam sendiri dengan menaruhnya di tempat yang telah kupersiapkan, yaitu di antara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, dan mengambil posisi di luar jangkauan kamera. Dan biarkan semuanya terekam dengan sendirinya.

Dan setelah beberapa saat kemudian baru dia masuk, aku tahu Lia pasti tadi mencari-cari kamarku, karena dia lantai dua ini ada 3 kamar, kamarku, kamar kakakku dan kamar tamu.

Ia masih pasang tampang merajuk kemudian aku dipukulnya dengan manja. Kemudian aku kembali menanyakan permintaanku yang kedua, bahwa ia kuminta datang ke rumahku dengan tanpa pakaian dalam sama sekali, dan ia benar datang tanpa mengenakan BH, tapi bagian bawahnya belum terbukti, kalo itu tak dapat dibuktikannya, aku tidak akan mememinjamkan uangku padanya.

"Ayo sekarang buktikan kalo, kamu gak pake celana dalam!" perintahku padanya, "Kalo gak, aku gak bakal pinjemin duit buat kamu". Kataku lagi.

Lia tampak keberatan.. Dan bingung.

"Ya udah. Kalo gak bisa buktikan, pinjam duitnya juga batal dong!?" kataku mendesak.

Aku tahu itulah senjataku yang tidak bisa dia tolak. Aku terus memintanya untuk memperlihatkan bahwa dia memang benar tidak memakai CD.

"Kalo malu, ya udah gak usah dari deket", kataku sambil berjalan dengan maksud agar Lia menghadap ke kamera yang ada di belakangku tanpa aku menghalagi kamera.

Akhirnya ia pun menyerah, dengan masih menghadap ke arahku dan ke arah kamera tentunya, ia berjalan mundur untuk menjauhiku, sampai di depan lemari pakaian, sehingga ia tidak bisa mundur lagi.

"Ayo tunjukin, nanti aku kasih duit", kataku mengingatkan tujuannya datang ke rumahku.

Kemudian dengan perlahan, tangannya mulai menarik roknya ke atas, tampaklah pahanya yang putih mulus sampai ke atas pusarnya, dan terlihatlah bagian vaginanya yang bersih dan terawat rapi, hanya tampak beberapa bulu halus di sekitarnya.

Aku tadinya mengira akan melihat bulu hitam lebat, seperti milik Widi, tapi ternyata, vagina Lia, tampak bersih, dan terawat, dan sejak saat itulah aku menyukai vagina yang terawat, tidak ditumbuhi bulu lebat.

Melihat aku terbengong alias terkejut, Lia tidak langsung menurunkan rok pendeknya. Dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan daerah v-nya.

"Kamu cantik sekali Lia", kataku terlontar begitu saja dari mulutkku.

Memang harus diakui bahwa sebenernya Lia itu cantik dan sexy, dengan wajahnya yang cantik mirip Dina Lorenza bagiku, dan kulitnya yang putih, makin menambah kecantikannya, ditambah lagi, buah dadanya yang besar dan pantatnya yang berisi, makin menimbulkan kesan sexy.

Memang sebenarnya aku dulu waktu kelas satu, sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, akhirnya aku hanya sekedar suka, karena kemudian banyak cowok yang jadi pacarnya, dan beredarlah isu bahwa ia itu pecun. Dan akhirnya akupun jadian dengan Widi, itupan karena dicomblangi oleh temanku yang ceweknya adalah sobatnya Widi, sampai sekarang. Kini perasan itu hadir lagi, ada sedikit rasa suka di hatiku. Tapi perasaan itu akhirnya kubuang jauh-jauh, Lia kan terkenal pecun, batinku dalam hati.

Setelah tersadar, aku lalu mengelurkan dompetku dan mengeluarkan uang Rp. 50 ribu, dan memberikan kepadanya.

"Ini bonus buat pertunjukan yang tadi" kataku.

Hatiku sebenarnya berharap Lia menolaknya, tapi harapanku ternyata salah, Lia malah mendekat dan mengulurkan tangannya menerima uang pemberianku. Lia pada awalnya menunjukan sedikit perasaan malu, tapi segera sirna digantikan oleh senyumnya yang mengembang di bibirnya yang mungil. Segera ia memasukan uang itu ke dalam saku roknya. Dan kembali pikiranku berkata, "Dasar pecun!"

"OK sekarang kembali ke rencana semula, yaitu sesi pemotretan" kataku pada Lia.
"Sesuai kesepakatan kan? 1 rol berarti 400 ribu, ya kan?!", tanya Lia padaku memastikan.
"Iya, deal!" jawabku.

Kemudian berlangsunglah acara pengambilan foto-foto sexy Lia, yang dengan tanpa diketahuinya adegan itu juga terekam oleh kamera handycam yang tersembunyi di sela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.

Saat itu Lia kuminta melepaskan beberapa kancing bajunya untuk menambah kesan sexy, belahan dadanya yang putih dan sexy menimbulkan daya tarik sendiri, kemudian berlajut kuminta Lia untuk melepaskan seluruh kancing bajunya, sehingga kini dari atas sampai bagian perutnya yang rata terlihat dengan jelas.

Lia tampaknya semakin asyik dan tidak malu-malu lagi, jika ia malu maka aku akan berkata, "Aku kan sudah melihat bagian yang terpenting yang kau miliki, kenapa harus malu. Lagian ini hanya untuk jaminan kok!"

Dan kata-kata itu mujarab sekali, Lia pun kemudian tak malu lagi, melakukan pose-pose yang aku minta. Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta pada Lia untuk melakukanya.

Kini tubuh indahnya benar-benar terekspose secara lebih vulgar, karena kini seragam Lia sudah berganti dengan kaos dalam tipis milikku, tadi sempat kuminta ia melepaskan bajunya dan menggantinya dengan kaos dalam tipis milikku.

Setelah beberapa kali berfoto, kuminta ia membuka kaosnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya tidak tertutupi sehelai benang pun, tadinya ia agak malu dan menutupi kedua payudaranya dengan tangannya, tapi setelah kudesak dan kurayu ia mau berpose tanpa menutupi kedua payudaranya.

Sedang roknya kini telah bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek. Sehingga kini rok itu benar-benar tidak bisa menutupi keindahan tubuh bagian bawahnya, saat ia membungkuk, akan terlihat bagian kewanitaannya menyembul di sela-sela belahan pantatnya yang indah.

Tadinya Lia menolak roknya aku potong, karena takut dimarahi ibunya saat pulang ke rumah nanti, tapi karena aku desak, agar makin sexy kataku, akhirnya dia merelakan rok seragamnya aku potong.

Tak terasa, sudah satu roll film aku habiskan untuk mem-fotonya.

"Wah udah satu roll nih," kataku padanya, sambil mengeluarkan dompetku lagi. Karena sesuai janjiku, aku harus membayarnya 400 ribu setiap roll-nya.

Lia pun menerima uang yang aku berikan dan kembali memasukannya ke dalam sakunya.

"Mau tambah lagi nggak?" tanyaku.
"Iya dong, kan belum cukup uangnya!" balasnya sambil senyum.
"Tapi aku gak mau gini terus ah, bosen, aku ingin gaya yang lain, dan lokasi yang lain", kataku lagi.
"Gimana kalo di kolam renang belakang?!" tanyaku.
"Boleh aja, asyik juga sepertinya" jawabnya senang.
"Kalo gitu, mulai saat ini, kamu lepas semua kain yang menempel di badanmu, aku ingin kamu tidak mengenakan seutas benangpun selama berada di lingkungan rumahku ini!!" aku mulai berkata agak keras padanya.
"Dan sejak saat ini, aku yang berkuasa terhadap dirimu, dan kamu harus menuruti semua perkataanku kamu mengerti?!!"
"Kalau kamu mau menuruti semua kemauanku, kamu akan kukasih bonus uang lagi!!"
"Tapi kalo tidak foto-foto ini akan aku sebarkan Lia..!!" kataku lagi sambil memperlihatkan satu roll film yang ada di genggamanku.
"Ayo buka semua pakaianmu!!" kataku sambil menepuk pantatnya yang terbuka dengan agak keras, kerena roknya yang kini sangat pendek itu telah tersingkap.

Tampak ia agak terkejut, dan hampir menangis, mungkin dia kaget melihat perubahan sikapku, yang tadinya lembut kini berubah sedikit kasar padanya.

Kini Lia benar benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya ia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, ia akan malu sekali jika teman-temanya melihat foto-foto itu, walau ia sama sekali tidak telanjang dalam foto foto itu, tapi secara keseluruhan sepertinya tak ada bagian tubuhnya yang tidak dapat dengan jelas terlihat.

Lia terdiam sejenak..

"Ayolah Lia, buka semua pakaianmu, aku tahu, di sekolah kamu terkenal sebagai pecun, aku yakin bukan sekali ini saja kamu bugil di depan laki-laki, sudah pasti kamu sudah seringkali telanjang di depan cowok!" kataku padanya.
"Akui saja?! "Betul kan?!" desakku padanya.

Lia hanya diam.. Dan kemudian mengangguk kecil.

"Nah benar kan kataku, nah mulai sekarang kamu adalah pecunku, dan kamu sekarang harus menuruti semua keinginanku".
"Kalo kamu kuminta datang, segera datang!, pokoknya apapun permintaanku, kamu harus turuti!!".
"Kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!, kamu mau kan jadi pecunku..?!!" aku berkata padanya dengan nada sedikit keras.

Lia mengangguk..

"Jawab dong, jangan diam aja" kataku lagi.
"Iya, aku mau.." jawabnya kemudian.

Nah mulai saat itu resmilah Lia menjadi pecunku, Tapi yang paling sering adalah, Lia kujadikan objek eksibisiku, seperti juga saat itu.

Kuminta ia menanggalkan roknya, yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian kuminta ia melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku, sampai malam hari, tapi terlebih dulu, kuminta ia untuk mengabari orang tuanya, bahwa ia akan pulang agak larut malam, untuk belajar di rumah Widi. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.

Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Lia menginap saja. Karena memang selama ini Lia sering menginap di rumah temannya, terutama Widi yang sudah ia mereka kenal sejak kecil. Sehingga orang tuanya tidak curiga.

Setelah Lia benar-benar telanjang bulat, kuminta ia turun untuk mengambil tali dan rokok yang tertinggal di meja ruang tamu, dengan tanpa sehelai benangpun Lia turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas setelah mematikan handycamku terlebih dulu setelah Lia keluar dari kamar. Aku ingin ia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuilpun.

Setelah ia kembali ke atas, kuutarakan niatku padanya, bahwa sampai ia pulang nanti malam atau kalau perlu besok (karena hari ini hari Sabtu) ia harus terus bertelanjang bulat, apapun yang terjadi. Lia pun menyanggupi karena merasa sudah kepalang tanggung bahwa aku sudah melihat keindahan tubuhnya secara keseluruhan dan takut akan ancamanku tadi jika tidak menuruti permintaanku. Lagi pula ia merasa hanya kami berdua saja yang ada di rumah kala itu.

Aku hanya diam saja, kala ia berkata begitu, karena memang benar bahwa saat itu memang hanya kami berdua saja yang ada di rumah, tapi aku yakin menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan pulang dari mengunjungi pacar mereka yang juga bekerja sebagai pembantu di sekitar rumahku ini. Dan memang itu sudah ada dalam pikiranku.

Mereka sebenarnya bukan seratus persen pembantu, karena sebenarnya mereka masih ada hubungan saudara dengan ayah dan ibuku, tapi tepatnya adalah saudara jauh, yang hubunganya juga tidak aku fahami benar, saking jauhnya, maka aku memangil mereka dengan sebutan Mas, karena sebetulnya usia mereka paling-paling masih seumuran dengan kakakku.

Mas Slamet ada hubungan saudara dengan keluarga ayahku, sedang Mas Muji ada pertalian saudara dari keluarga ibuku. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Biasanya mereka menggunakan pintu kecil di halaman belakang untuk keluar masuk rumah.

Maka kuminta Lia berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dan kali ini dengan kamera digitalku. Tampaknya Lia tidak mengerti jika kali ini aku menggunakan kamera digital. Tapi itu tak penting bagiku, karena aku hanya ingin membiasakan Lia telanjang di depan orang yang belum ia kenal.

Seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa lama aku mengambil gambar Lia dengan pose bugilnya yang sexy, tiba-tiba muncullah Mas Slamet dan Mas Muji dari balik tembok. Lia pun berteriak terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tak tertutupi sama sekali, tampak ia shock dan bingung antara menutupi dadanya atau daerah di sekitar lubang kewanitaannya.

Mas Muji dan Mas Slamet pun tadinya juga terkejut, tapi kemudian tampak bersikap biasa, karena tidak mau mengganggu aktivitasku, tapi aku tahu mereka juga pasti sangat terangsang melihat tubuh indah dan sintal milik Lia, yang kini dapat mereka tonton dengan gratis langsung di hadapan mereka tanpa terhalang apapun. Tubuh mulus Lia yang tanpa tertutup oleh apapun kini menjadi santapan liar mata mereka.

Agar suasana kaku yang terjadi diantara mereka mencair, akupun segera memperkenalkan mereka pada Lia.

"Oh.. Mas Slamet dan Mas Muji sudah datang, Perkenalkan Mas.. Ini Lia temanku, dia tadi ingin berenang, tapi nggak bawa pakaian renang, jadi kusuruh aja berenang tanpa pakaian sekalian!" kataku sekenanya pada Mas Slamet dan Mas Muji.
"Oh.. Lia namanya.., cantik ya! Mirip Dina Lorenza", kata Mas Muji dengan sangat wajar.
"Nama saya Wijianto, biasa di panggil Muji" katanya lagi sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

Lia yang kikuk dan bingung menutupi bagian tubuh tertentu. Kedua tangannya masih menutupi dadanya dan bagian selangkangannya. Lia tidak segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Mas Muji. Maka akupun segera berkata..

"Ayo dong Lia, kenalin ini Mas Muji, dia juga tinggal disini" ujarku pada Lia.

Lia pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Mas Muji.

"Li.. Li.. Lia" ucapnya tersendat karena malu.
"Lia, nama yang cantik dan indah, secantik wajahmu dan seindah tubuhmu" kata Mas Muji tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan Lia dengan erat.

Sehingga kini Lia tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang, dengan puting susunya yang tampak mengeras, mungkin karena gugup dan malu.

"Kenalkan juga ini, Mas Slamet, ia juga tinggal di sini seperti saya", kata Mas Muji pada Lia, sambil menuntun tangan Lia untuk menjabat tangan Mas Slamet, yang sudah terlebih dahulu, terjulur.

Dan kembali Lia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika mendekatkan diri ke arah Mas Slamet untuk berkenalan dan berjabatan tangan. Tampak sangat indah payudara Lia yang bergoyang-goyang ketika Mas Slamet berjabatan tangan dengan berkali kali menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah selama bersalaman.

Dalam hati aku berkata, cerdik juga cara Mas Slamet bersalaman, sehingga tampak Lia tambah malu dibuatnya. Lama juga Mas Slamet bersalaman, sehingga payudara Lia makin bergoyang kencang.

Walaupun mereka statusnya seperti pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat kalo dikatakan sebagai orang kepercayaan keluarga kami, kadang merangkap sebagai supir pribadi dan di saat tertentu jika dibutuhkan bisa dijadikan ajudan jika Papa keluar kota untuk urusan yang lebih bersifat pribadi.

Jadi tak heran jika aku cukup dekat dengan mereka, dan akupun tahu kesukaan mereka, yang suka nonton film porno yang bersifat eksibisi dan humiliated atau mempermalukan pasangan sexnya. Demikian juga aku. Sehingga makin akrab saja hubungan antara kami, walaupun aku tetap menunjukan bahwa aku yang lebih berkuasa dibanding mereka, dan mereka mengakuinya.

"Begini Mas Slamet dan Mas Muji, malam ini Lia akan bermalam disini" kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
"Dan selama di sini, Lia tadi telah meminta padaku agar dia diperbolehkan untuk tidak mengenakan penutup tubuh sedikitpun, Iya kan Lia..?!!", Tanyaku pada Lia, sambil tersenyum dan menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.

Lia yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk.

"Jadi kalian harus menuruti keinginannya dan kalian tidak boleh menjamah tubuhnya, kecuali kuijinkan!" kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
"Jadi kalian juga harus merelakan Lia tidak berpakaian selama tinggal disini. Kalian baru boleh menjamah tubuhnya jika Lia melanggar apa yang kuperintahkan padanya, kalian mengerti!!", Tanyaku sedikit keras, untuk kembali menunjukan pada mereka siapa yang berkuasa di situ.
"Baik Mas". Kata mereka serempak hampir berbarengan.
"Nah sekarang sepertinya Lia ingin berfoto bareng dengan kalian!?" kataku pada mereka
"Iya kan Lia..?!" tanyaku padanya.

Dan Lia pun hanya bisa mengangguk, yang disambut sorak gembira Mas Slamet dan Mas Muji.

"Nah selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Lia!" kataku pada mereka. Yang kembali disambut teriakan gembira para pembantuku,

Maka tampak kemudian mereka berpose di kiri-kanan Lia yang telanjang bulat, sambil sesekali tangan mereka meremas, membelai, tubuh Lia, terutama buah dada dan pantat Lia, bahkan kadang sesekali mereka menjambak rambut Lia yang tergerai ke belakang, sehingga Lia terdongak ke atas sambil meringis kesakitan, sambil membungkukkan badan Lia bagaikan menunggangi Lia dari belakang. Itu pose yang aku sukai dari Lia.

Sangatlah kontras kulit tubuh Lia yang putih mulus, dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun Mas Muji dan Mas Slamet tidak telanjang, tapi mereka membuka seluruh kancing baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi dan berotot mereka. Wajah keras mereka makin menimbulkan kesan sangar.

Agar pose mereka menggambarkan mereka sedang memperkosa Lia, aku menyuruh mereka membuka resleting celana mereka, atau membuka bagian atas celana mereka, tanpa menjatuhkannya ke tanah, sehingga makin kontras saja, mereka yang bertubuh gelap tapi masih berpakaian lengkap, sedang Lia yang berkulit putih mulus, bertelanjang bulat.

Agar tampak seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Lia, sengaja aku mengatur agar wajah Lia selalu tampak jelas ke arah kamera, dengan matanya yang seolah melirik Mas Muji yang sedang memperkosanya dari belakang, atau berekspresi sedang melakukan oral pada Mas Slamet yang ada di depannya. Sedang wajah Mas Muji atau Mas Slamet sengaja aku samarkan dengan hanya menunjukkan siluet wajah mereka dari samping, kala sedang tertunduk, ataupun menengadah. Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah Lia dari segala arah, tapi wajah, Mas Muji dan Mas Slamet hanya terlihat dari arah samping atau belakang saja.
Setelah bosan dengan adegan memperkosa dan juga hari mulai gelap, kuminta mereka berhenti. Kemudian kuikat kedua tangan Lia ke belakang, tertekuk sebatas siku ke arah berlawanan sedang mulutnya kusumpal dengan sapu tangan dan kuikat lagi dengan tali ke belakang kepalanya, dan kakinya satu sama lain kuikat dengan tali yang terhubung, dengan sisa jarak kira kira 25 cm, sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar.

Kemudian kuminta Lia melakukan exercise dengan berlari mengelilingi kolam yang berukuran 12x5 m sebanyak 60 kali lebih. Bila Lia tampak berjalan kusuruh mereka berdua mencambuk Lia dengan ranting pepohonan yang ada di taman sudut halaman. Lia yang tampak kelelahan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah Mas Slamet dan Mas Muji akan mencambuk Lia dengan dedaunan yang mereka pegang, dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Lia yang terhalang saputangan. Dan setelah itu maka Lia pun akan berlari kecil kembali. Semua itu kurekam dengan handycam yang kuambil dari kamar.

Setelah itu kuminta Lia masuk ke dalam kolam dengan keadaan masih terikat seperti semula. Kedalaman kolam yang saat itu paling dangkal kira-kira 150 cm, dengan tinggi tubuhnya yang kala itu mungkin hanya 160 cm, dan dengan tangan terikat serta kaki terikat, Lia hanya bisa berjalan di dalam kolam, dan untuk bernapaspun Lia harus menengadahkan kepalanya, karena tinggi air bila ia berdiri saja, hampir menutupi seluruh hidungnya.

Kemudian kami bertiga meninggalkanya di dalam kolam sendirian, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya histeris, aku mengawasinya dari jendela teras belakang. Sambil membaca majalah, sedang Mas Muji dan Mas Slamet kuminta untuk membuatkan minuman hangat dan makan malam bagi kami berempat.

Tapi sebelum kami tinggal sendirian, kami mengatakan pada Lia bahwa kami akan mandi dan membeli makan malam dulu di luar dan baru akan mengangkatnya naik setelah kami kembali lagi 2 jam kemudian, itupun jika jalanan tidak macet. Saat itu tampak Lia meronta di dalam air dan dari mulutnya terdengar suara yang tak jelas, mungkin tidak suka dengan yang kami katakan, karena ia tidak ingin ditinggal sendirian di dalam kolam dengan keadan seperti itu. Ia sudah barang tentu ia tidak bisa naik ke permukaan tanah tanpa bantuan orang lain, Handicam tetap kubiarkan merekam keadaannya yang tak berdaya, sulit bergerak dan sulit bernafas.

Kami hanya berjaga-jaga dari kejauhan, tapi sudah barang tentu, Lia tidak mengetahui hal itu, aku hanya mengawasinya dari jauh dengan teropongku.

Malam itu kubiarkan Lia terendam di kolam dengan keadaan yang sagat tidak nyaman seperti itu, kira kira selama dua jam lebih. Dengan hari yang sudah makin malam dan air kolam yang dingin, tentunya akan membuat Lia menggigil kedinginan.

Dan benar memang saat kujemput Lia untuk kunaikkan dari kolam yang dingin, Lia tampak menggigil, kedinginan, maka langsung kukeringkan tubuhnya yang mungil tapi indah, dengan handuk. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena terlalu lama terkena air, tapi ia tetap tampak terlihat cantik.

Saat melihatku muncul saja, tampak bahwa ia sangat gembira, karena itu berarti ia akan diangkat dari air kolam yang dingin itu.

Lia menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, ke pinggir kolam, nampak ia pasrah dengan apa yang akan aku lakukan kepadanya, dan kepasrahannya padaku makin tampak, saat kukeringkan tubuhnya dengan handuk yang kubawa. Kulepaskan ikatan dan sumbatan di mulutnya, sehingga kini ia bisa dengan leluasa berbicara bila ia mau. Tapi ia hanya tersenyum saja ketika aku mengeringkan tubuhnya.

Dengan keadaan yang masih terikat, kukeringkan tubuhnya, kemudian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ia pun menuruti saja kemauanku, tanpa memprotes keadaanya yang masih terikat.

Kepasrahannya itu membuatku jadi merasa sayang padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi di mana otak dan pikiranku masih memvonisnya sebagai pecun. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Dan kini saat melihatnya pasrah dan menurut pada apa yang aku katakan, membuatku makin sayang padanya.

Dan akupun yakin bahwa sebenarnya Lia selama ini juga punya rasa yang sama padaku, karena sering kudapati ia melirik dan mencuri pandang ke arahku jika kami bertemu di sekolah. Hanya saja tidak aku gubris, karena predikat pecun yang sering temanku bilang padaku atas dirinya, dan rasa gengsiku tentunya.

Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihatnya berjalan di sampingku dengan keadaan bugil dan terikat seperi itu, ditambah lagi dengan sikapnya itu. Makin menimbulkan gejolak di hatiku.

Maka kurangkul dia dengan tangan kiriku, kubelai rambutnya yang masih sedikit basah.

"Lia.. terimakasih atas apa yang telah kamu lakukan hari ini" kataku padanya dengan lembut.
"Aku jadi makin sayang padamu.." kataku lagi, sambil menarik tubuhnya menghadapku, dan kemudian kucium bibirnya dengan lembut.

Saat itu bibirnya masih terasa dingin, tapi lambat laun makin terasa hangat seiring makin hangatnya kami berciuman, bibir lembutnya bagiku rasanya seperti agar-agar.

Kemudian kubimbing ia berjalan menuju rumah dan kemudian kusuruh Slamet mengambilkan minuman susu coklat hangat untuknya agar ia merasa hangat, dan dengan lembut, pelan-pelan kuminumkan segelas susu hangat itu padanya dengan penuh rasa sayang sambil kubelai rambutnya yang lebih sebahu.

Lia pun menurut dan meminumnya dengan lahap, sambil menyeruput segelas susu coklat hangat itu, matanya memandangku, tatapannya bagaikan menusuk hatiku, bagaimana tidak, tatapannya lembut sambil bibirnya membuat sebuah senyuman manis.

"Rie.. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi selama in sepertinya kamu tidak menghiraukan keberadaanku", ujarnya setelah ia meminum lebih dari setengah gelas.
"Dulu aku sering mencoba untuk menarik perhatianmu, tapi sepertinya semua sia-sia".
"Tapi jika semua ini bisa membuatmu senang, akupun dengan senang hati akan melakukanya untukmu", katanya lagi setelah melihat aku hanya terdiam.

Dan ia pun melanjutkan perkataanya lagi karena aku masih saja terdiam.

"Aku mengerti, mungkin aku nggak akan bisa jadi pacarmu, karena aku pun tahu siapa aku ini, tapi asalkan kamu mau menyisakan sebagian hatimu dan perhatianmu bagiku, aku pun sudah merasa sangat senang".

Sejak saat itulah, aku makin mengerti, bahwa ternyata Lia adalah korban dari keluarga yang tidak harmonis dan butuh kasih sayang, karena orang tuanya jarang ada di rumah, di tambah lagi kini orang tuanya sering bertengkar bila berada di rumah. Oleh karenanya Lia mencari pelarian dengan pergaulanya selama ini sekedar untuk mencari hiburan dan melupakan kepedihan hatinya.

Bukannya aku sok suci, karena mungkin "perbedaan" yang aku rasakan pada diriku ini, adalah akibat perlakuan yang salah pula dari orang tuaku, tapi aku sadar akupun punya peranan besar dalam memperburuk 'perbedaan' ini, karena ternyata aku sangat menikmati 'perbedaan' yang kurasakan ini.

Begitulah, malam itu seperti kesepakatan yang telah dibuat, Lia bermalam di rumahku dengan tetap dalam keadaan tanpa busana sedikitpun dan tetap dalam keadaan terikat tangan dan kakinya, saat makan malam pun Lia kusuapi dari piringku, dan malam itu Lia sudah tidak malu lagi terhadap dua pembantuku, karena apa lagi yang akan membuat ia merasa malu, karena sejak sore tadi ia sudah berada dalam keadaan seperti itu.

Itulah yang membuatku makin merasa sayang padanya, rasa sayang yang berbeda, rasa sayang majikan pada budaknya. Karena malam itu Lia memang kuperlakukan lebih sebagai budak nafsuku. Malam itu kuminta Lia mengoralku beberapa kali hingga aku menyemprotkan air maniku di mulut dan wajahnya, sebelum akhirnya kami pun tidur. Aku tidur di kasur sedang Lia tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar tetap dengan keadaan telanjang bulat dan terikat. Aku tahu bahwa ia merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu, tapi kelelahannya membuat ia dapat tertidur pulas.

Lia tidur lebih dulu, mungkin karena kelelahan, sedang aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu, karena seperti yang telah ia katakan, ia bersedia melakukan apapun yang kuminta asalkan itu membuatku senang. Dan iapun hanya tersenyum dan mengangguk saat tadi kukatakan bahwa kini dia adalah pecunku. Kemudian akupun tertidur dengan perasaan senang, bahwa kini aku telah memiliki Lia sebagai pecunku.

*****

Demikianlah kisahku dengan Lia malam itu, walaupun sebenarnya masih banyak kisahku dengan Lia yang kini telah resmi menjadi pecunku. Mungkin lain kali saja akan aku ceritakan, karena kini aku masih sibuk dengan pekerjaanku. Kini aku sudah bekerja di sebuah perusahanan jasa perbankan di Bandung setelah selesai kuliah di Yogya, yang juga banyak pengalaman menarik.
E N D

Aku Ketagihan ingin ML

Aku Ketagihan



Aku masih siswi smu kelas 2 berumur 16 tahun. Terus terang aku sudah tidak lagi perawan, keperawananku kuserahkan kapada pacarku saat pesta malam tahun baru, waktu itu aku masih kelas 1 SMU. Semua itu aku lakukan dengan suka rela tidak ada paksaan, malah aku merasakan kenikmatan surga dunia di usia ku yang masih muda itu. Sudah 3 kali aku melakukan hubungan sex dengan pacarku aku menikmati bahkan mungkin aku semakin ketagihan mereguk kenikmatan bermain sex dengan pacarku.

Aku tinggal bersama kakak perempuanku yang sudah menikah di kota B. ini. Hingga pengawasanku begitu longgar karena kesibukan kakakku dan suaminya yang bekerja hingga kurang mengontrol terhadapku.

Sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. Siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. Setelah melapas sepatuku dan melempar tasku dikasur, aku langsung melepas celana dalamku. Entah hari ini aku merasa begitu terangsang, seperti kataku, aku ketagihan berhubungan sex. Tubuhku terasa bergetar, kedua buah dadaku menegang, dan bagian kemaluanku basah terangsang. Aku berbaring di kasurku dengan kedua kaki terbuka lebar dan rok seragamku kusingsingkan hingga ke perut.

Salah satu tanganku meremas-remas buah dadaku sementara satu tanganku lagi mengusap kemaluanku yang sudah terbuka. Kubelai-belai bulu kemaluanku semakin ke bawah kusibak bibir kemaluanku. Dengan kedua kaki semakin kulebarkan, aku terpejam membayangkan pacarku di depan selangkanganku dengan kemaluan yang tegak siap menusuk kemaluanku.

"Aaaahhh...", kuelus daging kecil diantara bibir kemaluanku, dimana rasa nya begitu nikmat kumainkan dengan jariku. Terasa semakin menegang daging kecilku ini, dan rasanya semakin nikmat. Kurasakan lubang vaginaku sudah basah. Dengan lebut kugerakkan jari tengahku menggesek kebawah daging kecilku dan langsung menuju lubang vaginaku.
"Uuuuhhh...", setengah jari tengahku sudah menusuk lubang vaginaku.

"Emmmhh...kontol...", ujarku tanpa sadar kudorong semakin dalam dan kurasakan semakin nikmat yang kurasakan. Darahku berdesir hebat, tubuhku bergetar merasakan kenikmatan ini. Mataku masih terpejam. Kubayangkan batang kemaluan pacarku menusuk lubang vaginaku seperti yang biasa kami lakukan.

"Eeehhhh...essshh...kontol enak...", aku mendesah dan merancau sesukaku dengan gerakan tanganku yang semakin cepat, hingga jari tengahku mengocok lubang vaginaku dengan nikmat. Namun tiba-tiba aku terkejut dan terbelalak, dengan tiba-tiba seseorang menindihku. Sungguh aku terkejut dan semakin terkejut saat kulihat wajah orang yg menindihku adalah mas hendra, suami kakak perempuanku.
"Aaah... Mas hendra..?". Suaraku memekik tertahan dengan rasa terkejut dan malu bercampur hingga aku tertegun tak tau harus berbuat apa.
"Kenapa harus sendiri rin...", ujar mas hendra. Seraya memegang tanganku.
"Jangan mas hendra...", ujarku aku tersadar. Seraya aku berusaha mendorong tubuhnya. Namun terasa berat sekali.
"Ayolah rin... Mas tau kamu pengen...".
"Jangan mas....". Dengan posisi tubuh aku yang sudah terlentang aku dan tubuh mas hendra diatasku, aku tak berdaya.

Aku merasakan benda hangat menempel pada kemaluanku. Yah itu adalah kemaluan mas hendra.
"Jangan mas...".
"Ayolah rin... Kamu juga pengen kan...?",
"Jangan mas... Jang ..... Aaaaahhhh.......". Aku melenguh, kata-kataku tak dapat kuteruskan, aku merasakan benda hangat itu menyeruak lubang vaginaku yang memang sudah basah dan menginginkan hujaman kemaluan laki-laki.
"Aaahh...". Hanya itu yang terdengar dari bibirku. Seraya mataku terpejam kepalaku mendongak keatas. Darahku berdesir hebat. Begitu nikmat kurasakan. Mas hendra menghujamkan seluruh batang kemaluannya masuk ke dalam vaginaku. Aku merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Sungguh terasa nikmat sekali, dengan ukuran batang kemaluan mas hendra yang kurasakan berbeda lebih besar dibanding dengan ukuran batang kemaluan pacarku.

"Enak rin....mhmmhheee...mhee...". Ujar mas hendra seraya menarik batang kemaluan itu kembali, dan memasukannya kembali.
"Mmmhhh....aaaahhh...". Eluhku. Kurasakan lebih nikmat dibanding kulakukan dengan pacarku. Karena mungkin ukurannya yang berbeda.
"Aaahh...aaahh...". Erangku setiap kali mas hendra menghujamkannya. Dengan gerakan yang semakin cepat. Vaginaku seakan dikoyak memberikan rasa nikmat yang begitu hebat.
"Uuuhh...riin... Ternyata kamu tidak hanya lebih cantik dari kakakmu, tapi juga memekmu lebih enak dan legit...". Puji mas hendra, seraya tangannya dengan liar meremas-remas kedua buah dadaku.
"Tetek kamu masih kenyal dan kencang...", pujinya. Sesekali di hisap dan dilumat kedua putingku bergantian hingga menambah kenikmatan yang kurasakan.

Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku bergetar hebat dan tanpa sadar aku mengejang seraya aku melenguh, aku merasakan seluruh sendi tubuhku terlepas. Dari lubang vaginaku kurasakan semburan cairan hangat membasahi batang kemaluan mas hendra yang masih menghujam. Kupeluk tubuh mas hendra.
"Aaah mas hendra....". Eluhku seraya mengejang-kejang dan lemas terkulai. Sungguh nikmat sekali, aku meraskan orgasme yang begitu hebat.
"Enak rin...?", seraya mas hendra memelukku. Aku mengangguk.

"Mmmhhh... Mas hendraaaaa..". Desahku dengan darah berdesir, memandangnya yang tengah melumat puting buah dadaku yang menyembul diantara sela baju seragamku yang sudah acak-acakan. Dibukanya seragamku lebih lebar agar leluasa kedua tangannya meraih gundukan buah dadaku.
"Mmmhh... Riiim... Masih kenyal banget... ". Pujinya lagi, seraya nampak begitu rakus melupat menjilat kedua putingku. Tangannya tak henti-hentinya meremas-remas. Sementara kemaluannya masih tertancap di dalam kmaluanku.

"Diterusin ya...?", pintanya setelah puas dengan buah dadaku tanpa menunggu jawabanku mas hendra mencabut batang kemaluannya dari vaginaku dan memintaku untuk mengambil posisi menungging.
"Aaaahh...", erangku saat batang kemaluan besar dan panjangg itu menusuk lagi, terasa geli dan nikmat walau vaginaku sudah basah. Kusorongkan pantatku ke belakang, kurenggangkan kedua kakiku. Agar gerakan mas hendra lebih leluasa menghujamkan batang kemaluannya.

Rasanya begitu dahsyat kurasakan, menghujam dengan maksimal seluruh batang kemaluan itu amblas didalam vaginaku yang lahap menelannya.
"Uuuuhh... Memek kamu masih sempittt rin...enak banget...". Pujinya. Setiap hujaman terasa begitu dahsyat hingga membuat tubuhku kembali bergetar untuk yang ke dua kalinya. Aku mengejang, mengeluh panjang dan kurasakan semburan dari vaginaku kembali melumuri batang kemaluan mas hendra yang begitu nikmat.
aku terkulai lemas, mas hendra membiarkan batang kemaluannya terlepas dari vaginaku. Aku terlentang memandangnya dengan batang yang mengacung besar dan panjang begitu perkasa, sungguh seksi dihadapanku. Batang kemaluan itu memiliki kepala yang besar dan memerah basah berkilat.

"Memekmu indah dan enak banget rin...", pujinya seraya memandang vaginaku. Di rentangkan kedua kakiku seraya mengambil posisi untuk kembali menghujam batang kemaluan itu.
"Aaaaahh....". Eluhku dengan vagina terjejal batang kemaluan itu. Tubuhku terhentak keras oleh gerakan pinggang mas hendra yang kerasa dan semakin cepat.
"Uuuhhh...rin... Enak banget... Bentar lagi mau keluar...aaaaaahhggggg...", geramnya dengan tubuh menggelinjang hebat, batang kenaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam vaginaku kurasakan menyemburkan cairan hangat nya. Aku merasakan sensai itu begitu hebat.

Tubuh mas hendra roboh diatas tubuhku. Dengan nafas terengah memelukku.
"Rin enak banget....". Ujarnya sesaat ia memandangku dengan senyum puas, dan melumat bibirku. Kusambut bibirnya dengan hangat seraya kupeluk erat dengan batang kemaluan kami masih menyatu.
"Kamu suka rin...?", tanyanya. Aku mengangguk malu.
"Gak usah malu-malu kalo kamu mau....". Ujarnya
"Apa cowomu yang pertama rin...?", tanyanya.
"Iya mas...".
"Kapan ?".
"Waktu malam tahun baru kemarin...". Jawabku. Yang berarti 4 bulan yang lalu.
"Udah berapa kali gituan sama yayang...?"
"Mmmm 3 kali mas....".
"Mmmmhhh pantesan kamu ketagihan ya...?". Aku mengangguk tersipu.

Dihadapan kakak perempuanku, sikap aku dan mas hendra biasa saja. Walau aku takut kakak perempuanku akan mengetahui kejadian itu. Aku berangkat dan pulang sekolah seperti biasanya.

Kadang aku mendengar suara desahan dan erangan dari kamar kakak perempuanku dan mas hendra suaminya melakukan hubungan suami istri, membuat aku merasa iri. Dan ingin ikut merasakannya.

Kejadian ke dua dengan mas Hendra, kakak iparku.

Sepulang sekolah untuk kedua kalinya aku mereguk kenikmatan dengan mas hendra.
kedua buah dadaku yang sudah menyembul dari seragamku diremas-remasnya, bergantian
kedua putingku dilumatnya dengan gemas.

Tak lama tangannya membelai kemulusan kedua pahaku yang tersingkap. Diraihnya
celana dalamku dan melepaskannya dari selangkanganku. Aku rentangkan kedua kakiku
lebar-lebar dihadapannya.
"Memek kamu mulus banget rin...", pujinya.
"Mmmhhh....", aku hanya bisa melenguh saat mas hendra menjilati kemaluanku dengan
rakusnya. Daging kecil ku berdenyut-denyut. Lubang kemaluanku seakan ingin diisi
sesuatu.
"Mmmhhh... Masss...", rintihku terasa nikmat sekali. Aku sudah tak sabar menunggu
kemaluannya untuk menusuk kemaluanku.

"Isep rin...", pinta mas hendra seraya menyodorkan batang kemaluannya dihadapan
wajahku. Kubuka mulutku dan kumasukan
kulupat batang kemaluan itu dimulutku dengan kepala ku yang maju mundur.
"Eeshhhh... Terus riin...kamu pintar sekali...", pujinya.
kugenggam pangkalnya sementara kepala kemaluannya kuhisap kuat-kuat.
"Uuuuhh riiin...", lenguh mas hendra. Dicabutnya dari mulutku.
"Kamu sering isep kontol pacar kamu ya ...?", aku mengangguk tersipu, kubelai
kepala batang kemaluan itu yang berkilat basah oleh air ludahku. Dengan posisi 69 aku kembali
melumat batang kemaluannya yang besar dan panjang. Sementara mas hendra menjilati
belahan kemaluanku.

"Rin... Masukin ke memek ya..?", ujarnya. Aku terlentang dihadapannya dengan
kedua kaki mengangkang tak sabar ingin merasakan hujaman batang kemaluan besar itu.
aku menatap tak sabar batang kemaluan itu dalam genggaman tangan mas hendra
dihadapanku yang hanya tersenyum seakan menggodaku.
"Ini apa sayang...?", tanyanya seraya menunjuk batang kemaluannya, aku tersipu malu.
"Coba bilang...", ujarnya, mas pengen denger rini nyebut ini", sergahnya lagi.
"Mmmm... Kontol...", ujarku dengan malu-malu.
"Sekali lagi sayang...", pintanya.
"Kontol", sebutku lagi.
"Coba rini bilang, memek aku pengen di entot kontol...", ujarnya.
"Memek aku pengen di entot kontol...", ujarku tanpa malu-malu, karena aku benar-benar
sudah ingin merasakan benda itu.

"Eeehhsss...", desahku gesekan kepala kemaluan itu menyentuh daging kecilku.
kepala kemaluan besar itu mulai menyeruak mulut kamaluanku. Aku benar-benar
ketagihan kontol, bisik hatiku.
"Aaaaaaahhh....", aku mengerang, betapa nikmatnya batang kemalan itu perlahan
menyeruak semakin dalam dan menghilat di telan kemaluanku.
"Uuuggh...riiin...memek kamu masih sempit banget...", pujinya.

"Aaahhh...eeeshhh....", desahku menyertai setiap hujaman pinggang mas hendra.
sambil kedua buah dadaku diremas-remasnya. Aku menggeliat dan menggeliat,
hingga tubuhku mengejang, aku menjerit tertahan, kurasakan dari dalam kemaluanku
menyemburkan cairan hangat membaluri kemaluan mas hendra yang terus menghujam.

Aku terkulai lemas, dibaliknya tubuhku membelakanginya dan mengangkat pinggulku
hingga pantatku menungging dihadapannya.
"Eeeehhhmmm....", eluhku, batang kemaluannya kembali menyeruak. Mas hendra terus
memompaku hingga membuatku kembali terangsang.

"Naik rin...", pintanya sementara ia terlantang dengan batang kemaluannya yang
tegak berdiri. Aku berdiri mengangkang dan kuarahkan kepala kemaluannya pada
lubang kemaluanku kemudian kuturunkan tubuhku hingga batang kemaluan itu menghilat
didalam tubuhku.

Aku bergoyang, sesekali pinggangku memutar, kedua buah dadaku diremas-remasnya
dengan bebas. Aku tak dapat menahan hingga aku kembali mengejang. Aku terkulai
diatas tubuhnya. Mas hendra mendekapku dan membaringkanku, kini tubuhnya berada
diatasku.

"Sebentar lagi sayang...", gumamnya dengan gerakan pinggang semakin cepat dan
"Croootttt...", di semburkannya cairan dari kemaluannya di wajahku.
"Isep rin...", pintanya aku menurut menghisap batang kemaluan basah itu.

Aku terkulai lemas dalam pelukan mas hendra yang masih terengah. Aku merasa puas
dan menikmati. Aku merasa semakin menikmatinya saja.

Kenikmatan lain.

Sudah 3 hari berlalu dari kejadian ke dua dengan mas hendra, kakak iparku. Siang
ini aku mendapatkan sms dari mas hendra yang menunggu ku di rumah.
"Anton, gue nebeng dong...", ujarku. Seraya setengah berlari dari halaman sekolah.
kulihat eka dan ardi sudah berada di dalam mobil anton.
"Nebeng ya ton, gue buru-buru mau pulang", ujarku
"Iya..", jawab anton.

Mobil anton berjalan dengan santai dengan sesekali berhenti karena macet dan lampu
merah, obrolan demi obrolan mengalir dari mulut mereka, hingga samapai banyolan
yang jorok. Akhirnya aku tau kalau mereka akan kerumah anton ingin nonton film BF.

"Dasar lo ya..", ledekku.
"Gak apa-apa kan rin, namanya juga belajar ha ha ha..", sela anton.
"Iya rin..", sahut ardi yang duduk di sampingnya, dengan tiba-tiba merangkulku.
"Iiih...ardi...", sergah, seraya kutepiskan tangan ardi dengan pura-pura jual
mahal.
"Dikit kan gak apa-apa rin...", balas ardi.
"Iya pegang-pegang aja kan gak apa-apa..", sahut eka.
"Iya rin, bolehkan cuma pegang-pegang aja, itung-itung buat imbalan elo nebeng mobil
gue rin...", sambung anton.
"Iih dasar elo pada tuh ya...", sergahku dengan suara aku buat supaya galak.
"Ayolah rin...", bujuk ardi sambil mengelus lututku. Aku hanya diam dan membiarkan
tangan ardi agar mereka mengerti bahwa aku membolehkan mereka tanpa aku mengucap
kata "Ya".

"Nah gitu dong rin...", ardi tersenyum mengerti dengan aku diam tak menjawab yang
berarti "Ya". Tangan ardi sudah mengelus buah dadaku yang masih terbungkus seragam.
membuat eka tak tinggal diam ikut dengan meraba dan mengelus pahaku. Membuat anton
iri.
"Waah kalo gitu berhenti dulu dong masa gue gak dapet...", ujar anton. Seraya
menghentikan mobilnya di suatu tempat yang cukup sepi.

Anton beralih duduk di sebelah ku. Eka tetep duduk di jok depan mobil. Sementara
ardi tak bergeming dari sisiku.
"Buka ya rin, gue mau liat sambil megang tete elo..", pintanya tanpa menunggu
persetujuanku jarinya sudah melepas 2 kancing baju seragamku. 3 kancing baju seragam
ku sudah terbuka. Karena aku mengenakan bra pengait depan dengan mudah aku membuka
kan bra ku untuk mereka.

"Waahhh...", seru mereka bertiga dengan kompak dan wajah terperangah. Melihat
kedua buah dadaku mengantung bebas. Tanpa di komando tangan anton dan ardi menjamah
buah dadaku satu-satu.
"Mmmhh...lembut banget...", sergah anton mengelus lembut.
"Kenyal...", sergah ardi seraya meremas perlahan.
"Gue cobain dong...",pinta eka ikut menjamah.

"Eeehhmmm...", desahku kubiarkan ketiga tangan mereka menjamah, meremas, membelai
kedua buah dadaku. Ada rasa kenikmatan yang aneh menhyelinap perasaanku. Aku merasa
begitu seksi dan puas diantara 3 cowo ini memeperlakukan aku seperti ini.
"Eeessshhh...", eluhku rumanya anton dan ardi melumat putingku, mungkin mereka
mencontoh dari film BF. Sementara eka asik menikmati pemandangan selangkanganku.
kubiarkan kedua kakiku mengangkang dengan rok seragam yang disingkap eka membuat
celana dalam putihku menjadi pemandangan menegangkan bagi eka.

"Gue blom pernah liat memek yang sebenernya, cuman liat dari film sama gambar...", ujar
eka, "Liat dong rin memek elo kayak gimana sih..?", sambungnya.
"Iya rin..", sahut anton dan ardi secara bersamaan.
"Iih elo tuh pade ya...", sergahku seraya aku tersenyum. Kulepas celana dalamku.
membuat mereka bertiga begitu tegang. Bulu kemaluanku menjadi rebutan tangan-tangan
mereka.

"Sabar dong...", ujarku, kumasukan celana dalamku ke dalam tas. Kemudian kedua
kakiku aku angkat keatas jok dan mengangkang lebar. Eka tepat memandang kemaluanku
dengan wajah lucu.
"Memek...", gumamnya.
"Ini itil ya rin...", ujar ardi seraya jarinya menyentuh daging kecilku.
"Udah ah itu ada orang lewat..", ujarku hingga mereka berhambur, anton kembali
kedepan dan menjalankan mobil mengantarku. Sementara eka merekas buah dadaku, ardi
mengelus-elus kemaluanku.

"Udah ya makasih...", ujarku sampai di depan rumah. Kalo tak ada orang lewat tadi
ingin aku membiarkan mereka memasukan batang kemaluan mereka di kemaluanku, pikirku.
aku beranjak kedalam rumah di sambut mas hendra yang sudah telanjang di kamar.
untuk yang ke tiga kalinya aku mereguk kenikmatan dari mas Hendra.
Tamat

Berawal Ngintip Berbuah Kenikmatan

Berawal Ngintip Berbuah Kenikmatan




Aku hanya ingin berbagi pengalaman sama sahib sohib semua tentang kejadian yg benar benar pernah ak alami.sebelumnya aku mohon maaf mungkin dalam cerita ini akan aku samar kan tempat dan domisili kami agar tidak menyinggung perasaan orang yg akan ak ceritakan tapi nama nama yang akan aku sebutkan semuanya nama asli dari mereka agar memudahkan mengingatnya dan apabila ada salah satu dari mereka yang membaca cerita ini karena menjadi member forum ini, sebelum aku minta maaf bukan tujuannya mencemarkan nama baik meraka tapi hanya ingin sekedar berbagi pengalaman aja sebagai kenangan yang indah yang pernah kita alami pada 4 tahun yang lalu.

Pada mulanya kejadiaan ini berawal karena masalah sepele aja, ketika itu kondisi kerjaan aku d kantor bener bener sadang mengalami masalah.ak bekerja mengelola usaha lembaga keuangan milik sendiri yang saat itu sedang mengalami banyak kemacetan kredit. sehingga mengganggu arus peredaran atau sirkulasi kas.waktu itu ak sedang breafing karyawan lapangan untuk mencari solusi terhadap masalah kemacetan itu.di saat lg tegang tegangnya ngomelin mereka tiba tiba hp aku berbunyi, berhubung lg gak kepengen terganggu ak pencet nada sibuk tapi gak berapa lama kemudian bunyi lg dan kulihat masih no yang sama dan no tersebut gak ada d daftar kontak alias no asing ak pencet lg nada sibuk, dasar bandel emang tuh orang tetep ngebel terus, akhirnya hp ak mati kan.
singkat cerita setelah selesai breafing ak masuk ke ruangan ak dan hp ak hidupkan lg. baru aja nyala ada sms masuk dari no yang tadi call kubuka dan kubaca sms tersebut yang bunyinya “banci loe gak berani ngangkat, berarti itu membuktikan klu kamu emang merasa bersalah udah ngata-ngatain ak yg gak-gak ama temen2 aku…klu emang kamu laki-laki temuin ak entar jam dua d cafe xxx, tapi klu loe emang banci pasti gak berani datang. loe emang beraninya ama cewek doank…B..A..N..C..I..”. bangsattt…berani bener nih orang ngatain ak banci, seketika emosi ak meledak ledak sumpah serapah maki-maki ak lontarkan, gak tahu situasi banget nih orang, gak tau pa kalau ak lg panas ngurusin kerjaan yang lg bermasalah, malah ini orang nambah masalah. oke ak pikir gak ada mundurnya kubalas smsnya ” gak pakai nanti sekarang ak tunggu di cafe xxx…”. segera ak sambar kunci mobil kupanggil sekretarisku aku bilang mau keluar ada urusan. tahu ak lg emosi dianya gak berani liat muka aku cuman bilang”iya pak”.
dengan emosi yang meledak ledak kutancap mobil ke cafe xxx yang berjarak sekitar 45 menit kearah luar kota dari kantorku dan kebetulan ak kenal baik ama pemilik cafe itu karena pernah pinjam modal dari kantor ak dan juga ak udah menjadi langganan karena ak sering ngajak relasi2 untuk makan makan d tempet itu dan sebagian besar karyawan cafe itu sudah tau siapa aku jadi ak pikir pikir klu terjadi keributan banyak yang bantu ak.
sekitar jam 11.30 ak udah sampai di cafe xxx dan langsung parkir d dekat kantor pemilik cafe tersebut, tahu ak datang segera pemilik cafe tersebut nemuin ak dengan senyumnya yang ramah dia menyambut ak dan bertanya
“siang pak ifan …tumben sendirian aja biasanya ama temen-temen …” sapa dia dengan senyum ramahnya.
” iya nih mas….lg pengen sendirian aja….gimana perkembangan nya ? makin rame aja kayaknya mas..?…”jawabku.
“syukur alhamdulillah pak…..sekarang udah lebih baik berkat pinjaman modal dari pak ifan…”pujinya..
“ohh..iya pak…silahkan masuk….mau pesen apa pak.?”katanya.
“menu biasa ak pesan aja mas..tapi ak mau makan di gazebo yang paling ujung aja yang deket kolam biar adem…”pintaku
” oohhh..silahkan aja kebetulan kosong…tuh pak….nanti biar saya antar pesanannya kesana aja pak..”katanya
“ya udah mas ak tak kesana dulu..oh iya… neza ada mas..? kalau gak ganggu biar dia aja yang antar pesanan nya mas…”pintaku
” ohh.. neza ada pak…ya nanti biar ak suruh dia nemenin pak ivan makan biar ada yang nemenin pak ifan…”ujarnya penuh dengan arti..
” ya udah makasih mas..” jawabku sambil berjalan ke arah gazebo yang paling ujung kenapa aku pilih yang paling ujung kali aja nanti orang yang ngomel2 ke aku datang bisa ak damprat sekalian biar gak ganggu orang yang sedang makan d kafetaria sehingga gak bikin heboh cafe tersebut pikir ku.
sambil nunggu pesanan datang ak sms lg ama orang yang tadi bilang kalau ak dah sampai d cafe xxx. kulihat gazebo kanan kiri sepi juga hari ini hanya ada beberapa orang, itu juga di gazebo bagian depan sementara yang deket dengan tempat ku gak ada orang.disini jarak antara gazebo2 sekitar 5 meter itu juga di batasi oleh kolam ikan dan masing2 gazebo d kasih kerai dari anyaman rotan dengan meja lesahan untuk makan nya. gazebo disini berdiri diatas kolam ikan mas yang luas, makanya tempat ini begitu asri dan udaranya segar karena jauh dari kotaku malah lebih deket ke kota sebelah ku yang udaranya lebih sejuk.
gak berapa lama kulihat dari kejauhan ada pelayan yg sedang menuju ke arah gazebo dengan membawa pesanaku. kulihat dari postur tubuhnya dapt ku pastikan itu neza.
” siang pak ifan….tumben sendirian aja …biasanya bawa pasukan …hehehe..”sapa dia dengan ramah.
“iya nih ..lg gak ada temen ….malah ak lg nunggu orang karena janjian d sini…”jawabku.
“makanya tadi ak minta ijin ama bos kamu ..agar nemenin ak dulu sebelum orang itu datang…biar ada yang nemenin ngobrol…”kataku.
” ohh gak papa pak ….dengan senang hati…pak.. tadi bos juga udah bilang…”jawabnya dengan senyum ramahnya.
“gak ganggu kamu kan nes..?”tanyaku.
“ahhh…pak ifan…ini…ya tentu..aja gak ganggulah..malah dengan senang hati pak..itu aja kalau pak ifan berkenan…”katanya sambil menyiapkan pesanan aku di atas meja.kemudian setelah itu dia duduk di depan aku.sedikit aku ceritakan tentang neza, dia baru lulus SMU setahun yang lalu dan gak ngelanjutin kuliah karena ortunya gak mampu akhirnya dia kerja d cafe ini. orangnya baik supel ramah dan nyambung kalau di ajak ngobrol ak kenal juga d cafe ini. jujur menurut penilaian aku dia itu cakep dengan kulit yang putih dengan tinggi sekitar 165cm body langsing proposional rambut panjang lurus sebahu dengan potongan model poni, umur 18 tahun.aku sering godain dia tapi ya hanya sebatas itu sebab aku datang kesini jarang sendirian jadi belum pernah ngobrol berduaan ama dia, baru kali ini aja.andai aja aku belum punya tunangan mau juga aku pacarin dia.
“ya udah ayo sekalian temenin aku makan nes..males makan sendiri gak asyik…..”ajak ku.
“oohh…makasih pak ..barusan aku makan di dalam pak….silahkan aja pak…”jawabnya.
“lahh….gimana sihh…..kamu nes….kan tadi ak bilang supaya kamu nemenin ak makan bukan ngeliatain ak makan….ayo…donk..nes…jad i gak selera nih kalau makan sendiri aja…”pintaku..
“wah…pak ifan ini….ak jadi gak enak ati nih….minder rasanya…makan satu meja bareng pak ifan..”jawabnya sambil tersipu dan kulihat wajahnya merona merah.
“kq kamu gitu sihh….minder kenapa…?…udahlah ..kalau kamu gak mau nemenin, ak juga gak jadi makan aja deh….” ancam ku.
“ihhh..pak ifan kq ngambek gitu sihh…ya udah….tapi sedikit aja ya pak takut gemuk…hehehe…entar gak laku..hehehe..”jawabnya.
“naahhhh….gitu donk….ayo ..kita libass..aja…mumpung masih hangat…jangan malu-malu nes…”ajak ku.
“baik pak….silahkan bapak ambil dulu….”pintanya.
kemudian ak ambil piring dan ambil nasi dan beberapa lauk,sambal dan lalapan kulihat neza masih belum juga ambil, maka segera ak ambil iring dia dan ak ambilin nasi dan lauknya.
” eehh..ehh….pak biar ak ambil sendiri aja….”cegahnya sambil merebut piring dari tangan aku.
” udaahhh…biar ak aja yang ambilin…habis kamu dari tadi gak ambil2….”jawabku sambil menyodorkan piring yang udah penuh nasi dan lauk…
“ahhh..pak ifan…ak jadi segan nih masa bapak yang ngambilin…kan seharusnya ak tadi yang ngelayanin bapak…”jawabnya dengan gugup dan merona wajahnya.
“udah gak papa…untuk anak secakep kamu ak rela dan dengan senang hati….hehehe….”godaku..
“ahhh…pak ifan bisa aja….”jawabnya tambah tersipu malu dan tambah merona wajahnya..duhh…cakep bener nih anak kalau lg jeuleus gitu.baru ak sadari kalau di liat lama lama emang cakep banget nih anak.
“udah ahh..ayo makan dulu…udah lapar nich…..”ajak ku.dan kami pun mulai makan dengan di selingi obrolan dan candaan.
di saat kami udah mau selasai makan kulihat ada sepasang anak smu yang sedang berjalan menuju gazebo persis di sebelah kanan depan kami dan kulihat mereka tidak melihat dan menyadari kami ada di situ.karena gazebo kami merupakan gazebo yang paling ujung sendiri dan kebetulan karena jarang yg makan d situ kerainya jarang d buka sementara gazebo2 yang lain dibuka setengahnya saja untuk menghindari terik matahari dari arah barat.beberapa lama kemudian belum juga ada pelayan yang datang kesitu untuk membawakan daftar menu.akhirnya neza minta ijin sebentar ke aku untuk melayani anak2 itu berhubung itu sudah menjadi tanggungjawabnya maka aku persilahkan.kemudian neza menghampiri anak itu dan kuliat tengah bercakap2 sambil menulis pesanan anak itu.kemudian neza berjalan menujuk ke arah dapur yang lumayan jauh untuk menyiapkan pesanan mereka.akhirnya ak tinggal sendiri d gazebo itu kulihat jam baru menunjukan pukul 12.30 dan smsku belum d bales ama orang tadi.ku ambil hp ak sms lg ama orang itu”hai dah lama ak tunggu kq gak nongol juga..? jangan2 kamu yang banci….”lalu ak kirim.gak berapa lama ada balasan masuk”punya nyali juga toh kamu…udah tunggu aja jam 2 ak pasti datang jangan kabur ya…banci..”sommpreeetttt…. .ganas juga nih anak, ak sms balik”ak tunggu di gazebo yang paling ujung…..awas kalau gak datang ….B.A.N.C.I….”lalu ku kirim lagi.tapi gak di balas bales…
kulihat nesa tengah membawa pesanan anak2 tadi dan lagi menata pesanan di atas meja. gak berapa lama dia menuju ke gazebo ak sambil senyum senyum.
“maaf pak ya…? tadi nyiapin pesanan anak2 itu dulu…”katanya gak enak ati.
“gak papa nes…kalau emang kamu lagi sibuk…. ak juga gak enak nanti aku di marahin ama bos kamu….”jawabku
“ahh pak ifan …bisa aja….mana berani bos marahin pak ivan sih….”ujar neza.
“aku aja yg gak enak ama temen2 di kira gak bantu kerjaan pak….”bantahnya.
“ya udah nyantai aja kalau lg banyak kerjaan..gak papa kq ak d sini sendirian lagian orang yang ak tunggu udah mau datang…”jawabku memberi keyakinan pada neza.
“ya udah pak permisi dulu mau bantu temen-temen di depan lg banyak tamu…”pintanya.
“ya silahkan nes…”jawabku.
kemudian nesa berkemas piring2 kotor yang tadi abis buat makan kita berdua. biar rapi katanya.lalu dia membawanya ke tempat penyucian dekat dapur sana.bingung juga nih mau ngapain gak ada lagi yg di ajak ngobrol.tengak tengok gak sengaja mata tertuju sama anak2 smu tadi.astagaaaa….apa gak salah liat nich…..meraka tengah asik berciuman dengan mesranya sambil berangkulan….dan mulai ada raba-rabaan….anjriiiitttttt…nek ad bener nih anak …apa gak tau ada orang di sebelah, pikir aku…mungkin juga begitu karena tirai ak tertutup sementara tarai mereka terbuka pada sisi yang menghadap ke arah ak dan juga suara dari pancuran air yang ke masuk kolam dekat dengan sisi meraka menyamarkan pembicaraan orang sekitar mereka.sementara ak dangan sangat jelas dapat melihat dia dari celah celah tirai yang jarak antar sekatnya sekitar 2cm terhadap apa yang mereka perbuat saat ini. sungguh tontonan yang mengasyikan, dari pada bengong sendiri lumayan buat hiburan ak pikir. sementara memang suasana di cafe itu jam segini mulai sepi apalagi yang d gazebo bagian belakang sama sekali gak ada orang kecuali aku.dan kulihat ritme permainan mereka udah mulai kearah yang lebih hot, sicowok tengah meremas-remas tetek ceweknya sambil tetap berciuman dengan nafsunya….
sementara ak mulai terbawa suasana permainan mereka, jujur baru kali ini ak mengintip orang lg bermesraan ternyata sungguh2 menciptakan sensasi yang berbeda..dan tanpa sadar kejantanan ku dah bangun dengan sekeras kerasnya…..duuhhhh…jadi nafsu nih….kemana cari pelampiasannya nih…..pacar lagi jauh…bangsat juga nih anak ..belum masalah ama orang yg tadi selesai ini malah nambah masalah lagi dengan libido ku ampuuuunnnn…..dahhh…
dan gilanya tangan sicowok udah gerilya sekitar selangkangan cewek itu walaupun masih dari luar roknya….bukan nya menolak malah si cewek memberi respon lebih dengan ngangkangin pahanya…turus sicewek mulai grepe grepe penis cowoknya …duuhhhh…bakalan seru nih….dan libidoku dah naik tinggi banget….rasa pengen coli…kalau gk lagi di tempat umum…akhirnya ak tahan nafas aja sambil tetep menikmati sensasi yang baru pertama kali aku rasakan mengintip orang yang tanpa ak sengaja.
kuamati cewek itu memang cakep juga dengan kulit putih bersih tinggi 160cm dada membusung dan pantat yang bahenol menambah naik gairahku aja.
sekarang kulihat sicowok lg buka kancing atas baju si cewek dan sedang menggapai sesuatu dalam isi bh cewek itu dan mulai melumat lumatnya, dilihat dari raut muka si cewek dia tengah menikmati lumatan cowok nya d bagian putingnya sambil mendesis desis kenikmatan….
tengah tegang-tagangnya menikmati tontonan gratis tiba-tiba hp ku bunyi, secepat kilat ak angkat tanpa melihat siapa yang tlp ak.takut kedengeran anak sma yg tengah bermesraan
“hallo…”jawabku dengan lirih..
“ternyata berani juga loe terima tlp ak..ya…? he chandra dengerin ya ak ada urusan ama kamu…loe jangan kabur dulu tau..!!! tunggu aja di situ ak baru selesai pelajaran…”ketusnya.
” hei kamu bicara ati-ati ya….siapa chandra…ak bukan chandra…emang siapa kamu..”kujawab dengan lirih
“bukan nya ini no chandra….tap…tapi..i.i.iya a..juga kq suaranya lain ya…? “jawabnya gugup.
“loe salah no kali…enak aja ngatain orang banci…aku dah d cafe xxx dari jam 11.30 gara-gara nungguin kamu…” ketusku.
“duhh…ampun mas ….saya mohon maaf yg sebesar-besar nya ini no mas ya.? ak di kasih temen chandra… katanya ini no nya…duhh…maafin ya mas…hiks…”rengeknya sambil gugup gak karuan.
“ya udah mas ak tak kesitu aja sekalian lyna minta maaf…”jawab nya dengan mengiba.
“terserah kamu ….”jawabku sekena nya .ak juga gak ngarepin dia datang mungkin andai aja ak gak lagi nonton bokep live udah ku maki habis habisan tuh cewek…
datang gak datang udah gak peduli lagi ama tuh cewek yang namanya lyna, yang penting sekarang gimana nerusin tontonan gratis lagi pikir ku.ak konsentrasi lg ama anak yg diseberang sana ternyata……sicewek lg handjob dan sicowok tetep lg netek plus ngelus-elus memek si cewek dari luar cd nya yang berwarna pink… tiba-tiba
“pak ifan….” kaget setengah mati aku di buatnya……….

“ma’af pak nunggu kelamaan ya….? abis di depan tadi banyak tamu…”katanya, sementara ak belum sepenuhnya bisa mengendalikan diri karena kemunculan neza yang tiba-tiba karena melihat adegan meraka. suer ak mupeng berat di buatnya…..dan kayaknya dia baru menyadari keadan ku
“pak ivan kenapa..? kq keringatan gitu pak…?”tanya nya.
” ohhh..ga..gak…pap..papa”jawa bku terbata bata.gue bingung mau jawab apa dan kulirik kayaknya mereka tidak menyadari kedatangan neza karena pintu masuk gazebo yg ak tempati kebetulan dari arah kiri meraka dan pembicaraan neza gk kedengeran karena tersamar oleh pancuran kolam deket gazebo mereka. buktinya mereka gak berhenti dalam aktifitasnya ngeseks tersebut.lalu neza duduk d sebelah ak.dan kulihat neza belum tahu apa yang tengah terjadi d gazebo sebelah.
“belum datang juga yang di tunggu pak..?’ tanya dia
“belum nich …mungkin sebentar lg….biasa jam pulang sekolah, biasanya cari angkot rada susah kali..” kataku.ak sedikit melirik kearah anak SMA yang sedang petting tersebut dan sedikit kulihat mereka masih melakukan aktifitas yang tadi cowoknya masih ngisep teteknya sementara si cewek sibuk handjob..sambil melek merem kenikmatan.
” betul juga pak….emang susah nyari angkot jam2 segini penuh semua ama anak sekolah…”jawabnya
.iseng2 ak tanya ama neza.
“nes disini biasa buat pacaran anak2 muda ya..?”kataku
“disini udah biasa buat pacaran pak…emang kenapa pak.?”tanya dia.
” gak papa…. nes iseng aja…” pancingku sambil menengok ke gasebo sebelah yang di ikuti oleh pandanga neza.
” astaga…..ya ampun…..ihhhh…..”kata neza sambil membuang muka dan menutup matanya dengan tangan.dan kulihat ekspresi neza yg begitu terkejutnya melihat adegan d sebelah tersebut..
” dasar anak gak tahu malu ….mesum di siang hari bolong kayak gini… ” sambungnya sambil tetap buang muka.
“bentar pak biar ak panggil satpam aja pak…biar tau rasa mereka..”kata neza sambil mau berdiri. tapi buru buru ak cegah.”udah biarin aja….mereka juga pelanggan disini juga…”kilah ku
“lagian ganggu keasyikan orang juga gak baik ….nikmati aja nes…ada tontonan gratis juga kq..”kataku
“emang kamu belum pernah pacaran kayak gitu…?” tanyaku.kulihat rona merah diwajahnya dan dengan malu malu dia menjawab
“ehh….anu…bukanya begitu pak …tapi ini kan tempat umum…”kilahnya
“ya tapi kalau orang lg kasmaran apa akan sadar seperti itu…”kataku lalu ak lihat ke seberang
“lihat nes…wuuiiihhh….tambah ganas aja…”pancing ku dan seketika neza juga ikut nengok.
“ihhh….”desahnya.
memang kulihat permainan udah mulai berlanjut,sicowok udah mulai gosok2 selangkangan si cewek dan masih tetep ngisep tetek ceweknya walau pun belum buka rok tapi kaki si cewek udah ngangkang dan keliatan cd nya yang berwarna pink yang terus d gosok2 ama cowok nya.kulihat neza sesekali ngelirik sesekali buang muka…
“udah gak usah malu nes lihat aja nikmati…yg seharusnya malu tuh mereka bukan kita…” kataku
“..ehh…tapi khan… anu…”jawabnya gugup..
“kamu udah punya cowok nes…?” tanyaku
“..ehh..dulu…anu.. pernah… pak..”jawabnya.
“berarti pernah juga donk ..kayak apa yg meraka lakukan sekarang…?”serang ku
” ihh..pak ivan ini….buat ak malu aja…tapi khan gak d tempat umum kayak ini..”jawabnya.berarti pancinganku kena nich…ak pikir kesempatan nih mumpung lg konak berat nih.akan ku coba rayu dia dengan adegan mereka.gue udah gak berpikir jernih lg saking nafsunya melihat mereka kebetulan ada cewek di samping aku.dan pandangan kami berdua tidak lepas dari pertunjukan tersebut.
“emang udah di apain aja kamu ama cowok mu dulu..?” tanyaku hati hati…
“ihh…pak ivan ini…ak khan jadi malu…”kilahnya
“gak …papa nes..malu ma sapa..orang disini kita cuma berdua….jawab dong..” paksa ku
“ya kalau yang kayak sedang d lakukan di sebelah sih sudah pak…hehehe..”jawabnya sambil tersipu malu.
” ya udah kenapa kamu malu…pernah juga kq kayak gitu…hehehe”jawabku.
“lihat… nes….”ku ajak neza untuk melihat ke sebelah…dan…..anjriiiiittt tt……
sicewek lg dalam posisi blowjob….sedangkan cowoknya meremas-remas susu ceweknya…duuuhhh..anjriittt. ..perasaan gue udah gak terkendali nich dan kurasakan libido ku dah naik ke ubun2.kulirik neza kurasakan nafasnya rada sedikit berbeda.lebih cepat dari biasanya dan kulihat wajah putihnya dah berubah semu merah, tandanya dia juga sudah terbawa suasana.aku pikir2 cari akal agar bisa memulai menjamah tubuh nya.nesa masih melihat kearah mereka dan dengan pura-pura mau menggaruk tubuh tanpa sengaja ku sentuh teteknya dengan ujung sikut ku.karena kami duduk berdampingan dan badannya rada condong ke arah ku makanya ujung lenganku tepat mengenai ujung cup bhnya.dan dengan kaget terjungkit” ihhh….”keluar desahannya.
“sory nes gak sengaja…ini mo garuk2 ..gatal nih lengan…”kilahku.dan dia diam aja malah sedikit tersenyum.ak pikir berarti di gak marah dan gak nolak..kesempatan nih pikir ku…
karena tempat kami duduk model lesehan dengan meja kecil di depan kami dan posisi duduk neza dengan kaki d tukuk ke belakang,neza memakai rok span diatas lutut maka otomatis pahanya sedikit terbuka
pelan pelan kuturunkan tangan kiri ku ke atas pahanya..dia melirik ketangan ak dan kemudian memandang wajahku tapi saat itu arah pandangan ku tertuju k seberang seolah olah gak sadar aja…ternyata dia gak komentar..lampu hijau nih…pelan ku usap2 dengan lembut pahanya. ak dah gak punya pikiran jernih apalagi ingat pacar bagiku saat itu yg penting ada pelampiasan libido ku…
nekad aku geser posisi tangan ku lebih ke tengah diantara kedua belah pahanya sambil terus aku usap2..dan tangan kanan ku mencoba untuk memegang tangannya yang d atas meja…..kugenggam dan sedikit kuremas….dan kurasakan gemetaran tanganya…pelan pelan ku bimbing tangan kanan nya turun dari meja dan aku taruh di atas pangkal pahaku…dengan sedikit kaget dia tersipu mungkin tangan nya kaget menyentuh rudal ku yang udah mengeras dari tadi kejepit celana..tapi aku tidak melihat perlawanan dan penolakan dari dia…..
“nes ..boleh ak cium kamu sayang…”rayuku.kulihat ekspresinya dan dari sorot matanya gak ada penolakan dan dia diam aja”boleh gak sayang….? pls..”pintaku
“ahhh..aku malu..pak…”jawabnya..ahh peduli setann udah konak banget…..kudekatkan bibir ku dan pelan2 kulumat bibir tipis nya.kurasakan deru nafas nya….dan gak ada penolakan..kulumat terus bibirnya dan tangan kiri ku terus mengelus elus pahanya sementara tangan kanan ku meremas remas buah dadanya sambil tetap melihat kearah seberang ..dan ternyata kulihat cowok nya tengah menjilati memek pacarnya…..dan cewek terus sibuk dengan blowjobnya dengan gaya 69 posisi miring.melihat itu ak makin nafsu aja perlahan tangan kiri ku ak sorong lebih masuk kedalam roknya neza dan dia sedikit membuka pahanya memberi kemudahan tangan ak untuk masuk lebih dalam…dan tangan kanan ak pelan2 menyelusup masuk kedalam kaosnya dan lansung mengarah kedalam isi bhnya.kuremas buah dadanya dengan lembut kucari putingnya dan ak pilin2 lembut.kurasakan dia mulai lebih berani karena kurasakan tangan nya yang ada di atas pangkal paha ku mulai meremas penis ku dengan lembut.ak yakin dia udah naik juga nafsunya.ternya bener dugaan ku ketika tangan kiri ku sampi di pangkal paha nya kerasakan kebasahan d cd nya.sesekali ak melirik kearah anak2 sma itu….dan mereka tengah berganti posisi sicewek tengah menduduki si cowok dengan saling berhadapan, sementara sicowok duduk bersandar pada pagar gazebo kemudian kulihat si cewek tengah berusaha memasukan penis pacarnya kedalam memeknya..dan pelan2 menurunkan pantatnya….dan mulai menggoyang naik turun ….anjriiittt…ngentot juga tuh anak….sementara si cowok sibut menjilat dan meremas remas punting ceweknya…
ak dah gk peduli dengan urusan meraka yang penting sekarang gimana cari akal agar ak bisa ngentot juga ama neza…
kunaikan frekuensi pettingnya ..ku elus2 pangkal pahanya dan perlahan kuturunkan ciumanku ke arah telinga…terus keleher…ku angkat kaos neza sampai sebatas leher dan kutarik bhnya keatas….ajjeeeebbb…ternyat a susu nya begitu putih ,kencang ranum dan mengacung dengan indahnya tapi gak terlalu besar kira2 ukuran 34 tapi yang bikin ak tambah nafsu putingnya itu masih kecil dan pink warnanya tandanya belum terlalu sering di isep ama pacarnya.tampa buang waktu mulutku ku arahkan ke putingnya dan dengan lembut aku jilat dan isap2..terdengar desahan2 kecil dari mulut nya…
ssshh…uhhh.. dan kurasakan kocokan di penisku makin kenceng.
pelan2 ak angkat dia untuk duduk d pangkuanku…dan dia paham kemudian kubuka resleting celana dan kekeluarkan penis ku dari celana yg dari tadi menjepitnya.. ” ma’af pak neza belum pernah ngelakuin yang begitu…”katanya…
“emang kamu masih perawan ya..?”tanyaku
“i..i.iya…pap..pak…dul u ama pacar cuma pegang2 aja gak..sampai di masukin segala pak…”katanya …ahhh….pikirku…beruntung betul ak , dapet perawan neza nich….
” gak papa nes…ak tanggungjawab kalau ada apa apanya…”ku yakinkan dia….
“tap..ta..tapi pak…ak…akk..takut..”memela s dia. tapi ak pikir dah kepala tanggung nih …masa gak tuntas gini ..
“tenang aja nes …masa kamu gak percaya ama ak sih…”kurayu dia..
“mau ya nes?…pls..ak udah gk tahan lg nih…pls…” kataku..
“demi pak ivan…aku rela.. ..” katanya…wauuuhhhh jadi nih…
” makasih nes”kataku. ku bimbing dia untuk berdiri sebentar sambil aku cium bibir pelan aku porotin celana dalam nya tanpa ak lepas roknya…karena situasinya gak memungkinkan untuk bugilin dia…
lalu aku dudukan lagi di pangkuanku sambil saling berhadapan.pelan ku gosok2 penis ak ke selangkangan nya agar sedikit licin…sshhh uuuhh….dia mulai mendesis desis…kucari lobang memeknya dan ketika udah pas posisi penisku di vagina nya ..perlahan kuturunkan badannya…
terasa kepala penis ku udah masuk sebatas kepala….dan terasa ada sesuatu yg menghambatnya ….uhhhh memang betul ..dia masih perawan…
“uhhh..sssshhhhh….sakkkitttt ttttttttt….paakkk…pelaaann n pelaann pak…ssshhh…
sedikit demi sedikit aku naik turunkan badannya biar ada tekanan …perlahan penis ku sedikit demi sedikit masuk”….uuhhh,….shhhsss… sssaaakkiiitt pakk…”rintihnya…
“sebentar lg juga ilang sakitnya….” kataku…..ku percepat ritme goyangannya dan…..blesssssssssssssssss.. .
akhirnya masuk sudah semua penis ku….
“argghhhhh….sshhhhh….saaak kkiitttt….”jeritnya…sambil rintihnya…..
takut kedengeran orang ku sumpal mulut nya dengan ciuman….kudiamkan sejenak agar otot otot memeknya bisa menerima penis ak yg telah masuk….dan tak terbayangkan nikmatnya ketika jepitan memeknya meremas penis ku….terasa berdenyut denyut menghisap penisku…uuuhhhh…ssshhh sungguh nikmat rasanya…dia memeluk ku dengan erat seolah-olah enggan untuk melepaskan…sedikit demi sedikit ak angkat pinggulnya naik turun secara perlahan..
“masih sakit sayang..? ” tanyaku.
“perih…se..sedi…kit….pak ..”jawabnya terbata-bata
“tapi enak khan…?” tanya ku kemudian.
“sssshhhh…..uuuuhhhh…he’eh …pak….sshhh ahhh….” jawabnya sambil merintih kenikmatan.kupercepat goyang pinggulnya naik turun dan kucium dengan mesra bibirnya yang ramun….dan permainan lidahku pada rongga mulutnya menambah dia semakin agresif dan tak malu malu lagi berinisiatif untuk goayng naik turun sendiri, jadi ak mempunyai kesempatan untuk meremas-remas teteknya yang ranum itu dengan lembut dan sesekali ku pilin pilin putingnya yang mengeras..
setelah 10 menit ak rasakan gerakan nya semakin liar aku yakin dia udah mau orgasme dan aku rasakan jepitan memek nya semakin kencang dan berdenyut denyut..karena aku juga udah konak banget dan melihat situasi yg gak memungkinkan untuk ngentot lama-lama takut ketahuan orang maka aku juga mempercepat sodokan penis ak ke memeknya …aku sudah merasakan urat syarafku mulai menegang dan dia juga sama kayaknya karena kedutan nya di sekitar memek nya tambah kencang yang membuktikan sebentar lg udah mau orgasme.
sshhhh uuuhhh…ahhhh…dan pelukan nya erat banget sampe rambut aku di jambaknya dan punggung ku kena cakar kukunya maka aku segera kupacu dengan cepat…dana khirnya….
” ssshhhh aakk…akkkk…keluaaarrrr…p aakkk….ssshhh uuhhhh ahhhh…”jeritnya
“akk..aku juga….sa…sayang…uuuhhh ssshhhh”…
ssshhhhhhhhh ahhhhh,….crot…croot….cro otttt…ku tumpah kan mani ku di memek nya dengan kenikmatan yang tiada tara serasa melayang kelangit untuk beberapa saat dan berangsur angsur kami mulai merasa lemas dan kecapaian ak bersandar ke pagar gazebo sementara dia bersandar pada badanku ….kembali ak cium dia dengan lembut sebagai tanda terima kasih atas kenikmatan dan pengorbanan nya yang telah menyerahkan keperawanan nya pada ku.kulihat ada bulir bulir air mata menitik dari kelopak matanya..
“ma’afkan ak sayang…..yang telah menodai kamu….dan tidak bisa menahan diri….”kataku dan kulihat dia masih menangis sambil tetap memeluk ku.
“ak akan bertanggung jawab sayang….jangan kwuatir…nez….”kataku sambil kukecup bibir dan keningnya….perlahan ak angkat dia untuk berdiri takut ketahuan orang dan kuseka memek nya yg belepotan cairan mani ak dan percikan darah perawan dia dengan tisu dan ak pakaikan lg celana dalamnya ak sendiri ku bersihkan penis ku dengan sisa tisu dan segera kunaikan resleuting celana ku.
kemudian dia ku ajak untuk duduk lg sambil ak peluk dengan mesra.kulihat anak smu itu kayaknya juga udah selesai karena mereka sedang menikmati santapan nya sambil tersenyum penuh kebahagian.
“pak …ak takut …hamil…”katanya sambil terisak
“mulai sekarang kamu gak usah lg panggil ak bapak….tapi mas aja…karena mulai sekarang kamu adalah kekasih aku dan kalau kamu hamil ak akan menikahi kamu..”jawabku meyakinkan sambil menatap matanya sebagai tanda kesungguhan ku.
” ohhh…terima kasih pak..eh..mas…. “ucap nya di sertai pelukan mesra dan kecupan di pipi ku.
“pak..ehh..mas ifan….ak ijin dulu ke dapur takut ada yg curiga aku kelamaan disini….nanti temen2 berprasangka yg gak2 ama aku pak…” pintanya rada jengah.
“ya udah gak papa tapi jangan kelamaan ya sayang…”kataku mesra
” iya mas….”katanya sembari membersihkan bekas tisu yang berserakan dan merapikan meja.kemudian melangkah menuju arah dapur.kutatap setiap langkahnya disaat meninggalkan aku dan kulihat jalannya sedikit berbeda kayak merasakan sakit di sekitar selangkangan nya tapi tidak begitu kelihatan.
kulihat jam udah menunjukan pukul 2.10 dan belum ada tanda2 ada orang yg datang mencari ak. sompret bener nih orang aku pikir. dia yg maksa malah telat sendiri jangan2 emang gak jadi datang pikir ku.
ketika aku tengah bersiap siap untuk pulang karena aku pikir orang ini hanya ngibulin ak aja, kulihat ada dua anak smp yang tengah menuju ketempat aku dengan tengok sana sini.
aku sih cuek aja kupikir mana mungkin ini orang yang ak tunggu lagian aku dah gak peduli lg.cuma masalah salah sambung aja ak pikir gak penting amat lagian emosi ak dah dapet pelampiasan nya lewat penyaluran libido ku sama neza. jadi udah gak selera untuk marah marah lg.
tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan aku dari belakang……
” permisi mas ….numpang tanya tadi ada orang di sekitar sini sebelum mas nempatin gazebo ini..?” tanya anak smp Itu.aku sedikit kaget tiba-tiba ada orang di samping ku.
“mana ak tahu dik…perasaan ak dari tadi disini gak ada orang selain ak ama anak sma d seberang itu .. emang ada apa dik ..?”tanyaku.
” anu mas….tadi aku ada janji ama orang,..katanya dia nunggu di gazebo paling ujung katanya….”jawabnya. astaga……jadi ini orang yang tadi marah marah ama ak ternyata hanya anak kecil ini pikir ku seolah gak percaya……
“lah emang situ cari sapa dik..?”selidik ku.
“gak tau namanya mas……. tadi katanya dia nunggu disini.. ..mas”katanya. kaget aku di buatnya ternyata benar ini anak yang aku tunggu.untuk lebih meyakinkan aku tanya
“lah situ siapa namanya dik…?”
” saya lyna dan ini temen ak namanya rasti..”jawabnya. deg….ternyata benar ini anak yg aku tunggu.seketika hilang emosi ku yang tadi nya meledak ledak ingin ak damprat tenyata hanya seorang anak smp.
” ohhh jadi kamu tohhh….yang namanya lyna….” jawabku.
” jadi mas… ini….ohhh….maafin aku mas….aku betul-betul minta maaf atas kekasaran aku tadi mas…”jawabnya gugup dan kulihat sedikit akan menangis. gak tega juga akhirnya aku di buatnya.masa mau ngomelin anak anak.ya sudah lah kasihan juga dia, lagian dia udah minta maaf pikir ku.
“udah gak papa…..ayo masuk dulu….dan silahkan duduk….masa dari tadi berdiri aja….”ajakku sedikit kasihan ama anak2 itu.
”makasih mas….sebelum nya saya minta maaf udah ganggu kesibukan mas….gara-gara kesalahan lyna…” pintanya sambil menjabat tangan aku dan mencium tangan aku sambil menitikan air mata mengiba. ak jadi bingung harus gimana nih….ak gak biasa menghadapi anak kecil gini.
“oh iya kenalkan nama ku ifan…”kataku sambil mengulurkan tangan yang dsambut oleh lyna dan kemudian rasti.dan kulihat meraka masih sedikit canggung mengadapi ak mungkin juga meraka sama sekali tidak menyangka bahwa akan begini kejadiannya.
”udah gak papa….udah aku maafin kq dari tadi….tapi gimana sih ceritanya kamu sampai emosi gitu lyn..?” tanyaku.
“ohh…gini ceritanya mas ifan….waktu hari minggu ak ama rasti jalan jalan ke tempat wisata dan kebetulan ak ketemu ama cowok satu kelas aku namanya reza kemudian ak ngobrol2 ama dia gak lama kemudian datang si chandra dan melihat kami tengah ngobrol2…mungkin karena ngiri melihat kami,dia cerita yg gak gak ama temen temen semua yang katanya aku lg mesraan ama reza temen aku tadi, padahal aku hanya ngobrol2 aja ..ini saksi nya rasti….dan ketika tadi aku masuk sekolah aku di gosipin pacaran ama reza….aku kan jadi malu banget mas…dan aku yakin yang nyebarin gosip itu pasti chandra karena gak ada orang lain lagi selain dia yang ketemu d tempat wisata itu …iya khan res…?”jawabanya sambil minta dukungan rasti. kulihat rasti mengangguk angguk tanda setuju.ohhh jadi hanya masalah sepele gitu aja, dasar anak anak masalah gitu aja kq kayak mau pecah perang dunia ke 3 aja pikirku.
” ohhh gitu to ceritanya….ya udah gak usah dipikir yg penting kenyataan nya kan gak sesui apa yg di gosipin ama chandra….lagian kalau kamu ribut ribut gitu malah temen2 kamu mesti malah yakin ama ceritanya chandra ….mending cuek aja….seolah gak ada apa-apa…..entar juga reda sendiri…..atau jangan2 chandra naksir kamu ya…lyn…? hehehe….” seolah ak memberi saran sambil ak godain si lyna.dan kulihat rasti senyum senyum aja mendengar omongan ak tadi….
“bener emang gitu ya ras…?”tangaku ama rasti
“emang gitu mas…hehehe…”jawab rasti sambil ketawa..dasar anak-anak..pikirku.
sementara lyna dengan sigap mencubit paha rasti dengan keras.
” aoouuwww….”jerit rasti kesakitan sambil meringis.
“rasti ini bikin malu ak aja…..”umpat lyna sambil cemberut.
“hahahaha……hahaha….. “aku malah ketawa melihat tingkah laku lyna ama rasti.
” hahaha….udah..udah gak usah pada ribut….hahahaa…..”aku masih ketawa
“hey..kalian kan baru pulang sekolah…pasti pada belum makan….lapar gak ?….biar mas ifan pesenin makan dulu ya..?” kataku
” gak usah mas …makasih aja ….kami gak laper kq…”jawab lyna
“alaaa…udah gak usah sungkan2 ak tau kq kalian mesti udah lapar….sebentar ya…”jawabku.kemudian aku ambil hp dan hub pemilik cafe kalau aku pesan menu untuk dua orang lg plus minumnya.
“duhh…jadi gak enak nih mas…ngerepotin aja mas….”jawab lyna basa basi.
“udah nyantai aja…”jawabku.
” oh iya mas kalau boleh tau …mas ifan rumah nya di mana..?” tanya lyna.
” aku tinggal di perum xxx kota X…”jawabku.
” ohhh…jadi kota sebelah ya mas…? “jawabnya.
“aduh tambah gak enak nih mas….udah bikin masalah ama mas ifan, jauh jauh kesini hanya ngurusin masalah yg gak penting aja..”kata lyna gak enak hati.
“gak papa kq …kita ambil hikmahnya aja…..lagian aku juga seneng ketemu ama kalian berdua…buat nambah temen..”kataku.
gak berapa lama pesana datang tapi kq bukan neza yg ngantarin,lalu kutanya ama pelayan itu kemana neza, katanya tadi di suruh bos pergi ke pasar untuk belanja.duhhh kasihan dia baru ak perawanin malah udah disuruh belanja ama bosnya.
“ayo dimakan lyn , ras……mumpung masih hangat…”kataku mempersilahkan.
“lohhh mas ifan sendiri kq gk makan ..?” katanya
” aku tadi udah makan duluan …abis nunggu kamu kelamaan…” kataku.
“iya mas …makasih ya mas..udah traktir kami berdua..”katanya lyna sambil ambil makanan yang di ikuti ama rasti.
“mas ifan kq mau-maunya nyempetin untuk datang kemari …”tanya lyna.
lalu ak ceritakan dari awal mula ketika aku lg breafing karyawan dpt tlp dari lyna dan sms yag bilang ak banci yg bikin ak marah sampai niat ak untuk mendampratnya kalau ketemu.tapi setelah ketemu dia malah hilang sudah marah aku karena mereka masih kecil.jawabku.
“duhhh bener2 lyna udah ganggu mas ifan nih sampai ninggalin kantor segala karena kesalahan lyna nih..sekarang apa yg lyna bisa perbuat untuk menebus kesalah itu mas..”katanya menyesal.
“kan tadi mas ifan udah bilang kalau udah mas maafkan ..”kataku.dan kulihat meraka udah selesai makan dan sekarang udah jam 3 sore.takut orang tua mereka khawatir akhirnya aku ajak mereka untuk pulang dan meraka setuju aja.lalu kami bertiga menuju ruang kasir dan dan kubayar semua dan segera menghampiri mobil yang ak parkir deket ruang bos cafe itu.ketika dia melihat aku udah mau pulang dia segera menghampiri aku
”udah mau pulang pak ifan…terimakasih atas kedatangannya pak ifan…lah adik2 ini siapa pak…?” tanya nya.
ini keponakan2 aku mas….”kilahku pada dia daripada curiga yg gak gak.
” ohh iya … mas tolong pamitkan aku sama neza ya mas…bilang besok ak kesini lg..terimakasih mas.”kataku sambil pamit.
“tentu pak nanti ak sampaikan….sama neza..”katanya.
lalu ak buka pintu mobil dan kusuruh lyna ama rasti untuk segera masuk.ada keraguan pada mereka.udah ayo cepat perintahku dan mereka segera masuk tapi di belakang semua. udahlah biarkan aja yg penting keluar dari cafe ini dulu pikir ku.setelah 500m dari cafe ak hentikan mobil dan kusuruh lyna untuk pindah kedepan. agar enak ngobrol kataku.begitu mau masuk pertigaan jalan utama lalu ku tanya rumah mereka berdua dan ternyata berbeda arah lyna kebarat sedangkan rasti ke utara berhubung rumah rasti lebih dekat maka aku putuskan untuk mengantar rasti lebih dulu.kurang lebih 4 km jarak rumah rasti dari pertigaan tadi dan karena mobil gak bisa masuk maka aku turunkan dekat gang rumah aja.kemudian ak segera melaju kerumah lyna yang ternyata cukup jauh juga. tapi mobil bisa masuk sampai kedepan rumah nya.sementara jarak rumah lyna dengan rumah tetangganya yg paling deket 50m jauhnya. karena posisi nya lebih deket dengan jalan raya sementara rumah2 disekelilinya lebih menjorok kedalam.
begitu sampai lyna mempersilahkan aku untuk mampir dulu.ak segera turun dari mobil berniat untuk menemui orang tua lyna kalau2 lyna di tanya kenapa pulang terlambat.biar aku jelasin kapada ortunya sekalian supaya jelas.aku hampiri lyna yg lg ketuk ketuk pintu yg dari tadi belum di buka buka juga.
“kenapa lyna…”tanya ku
“gak tau nih mas …kq sepi keliatannya …”jawabnya.kulihat keseliling rumah, emang sepi…
“jangan2 lg pada keluar lyn …”kataku.
“bisa juga mas….”jawabnya sambil tetep ketuk2 pintu.
sekilas kulihat ada secarik kertas terselip d bawah pintu dan segera aku ambil dan kuserah kan sama lyna…tertulis sebuah pesan
“lyn… ayah sama ibu lg ketempat pakde d daerah xxx , tadi mendadak dapat kabar kalau pakde sekeluarga mobilnya kecelakaan mungkin ayah ibu pulang malam bisa juga nginep jadi kamu kerumah bulik yanti aja kalau gak ajak temen kamu untuk nemenin kamu dulu lagian besok kan hari minggu..kunci rumah ayah taruh dibawah pot bunga ” begitu pesan dari ayah nya.
lalu lyna segera mengambil kunci yang di bawah pot tersebut dan membuka pintu rumahnya.dan mempersilahkan aku untuk masuk.
“silahkan masuk mas….sebentar aku buat minum dulu….”katanya.lalu aku duduk sambil melihat lihat sekeliling ruangan.gak berapa lama lyna keluar sambil membawa segelas teh dan menaruh di depan aku.
“silahkan di minum mas…”katanya.
”ohh iya makasih lyn…”kataku.
“lalu kamu mau gimana lyn..? apa mau nyusul ayah kamu apa mau ketempat bulik aja..”kataku.
”lyna juga bingung nih mas….mau ketempat pakde jauh banget kalau ketempat bulik tempat nya di desa dan jalan nya susah banget….”katanya.kulihat kebingungan nya ak jadi ikut kasihan ama dia, aku juga ikut bingung mau gimana nih…
“udah kamu tlp ayah aja, bilang kamu mau nginep di rumah rasti aja…”kataku memberi saran.lalu dia tlp ayahnya kudengar pembicaraan mereka dan ayahnya mengijinkanya karena mereka mau nginep dirumah sakit dan dia berpesan agar lampu rumah dihidupkan aja dan kunci dibawa aja karena ayah ada kunci serep nya.lyna lega rasanya dah dapat penyelesaian.
”tapi mas….apa mau mengantar aku ke tempatnya rasti..?” katanya.
”lahh aku kan pulang nya lewat sana juga lyn…..”kata ku.
”ohh iya ya….hehehe…”jawabnya.
” mau aku antar sekarang apa nanti….”tanyaku
”nanti aja mas….ini juga aku belum ganti baju juga belum mandi…nyantai aja mas baru jam 3.30 …”jawabnya.lalu kami ngobrol apa aja dari masalah dia sampai urusan pacar segala.
”emang kamu udah ngerti pacaran itu apa lyn…”tanya ku penuh selidik.
” ya udah dong mas ..aku kan udah kelas 3…sebentar lg juga masuk smu…”jawabnya.
”emang sekarang umur kamu berapa lyn..?”tanyaku..
” udah 14 tahun mas…..”jawabnya pede.
”jadi kalau pacaranya anak smp kayak apa coba…”pancingku…dasar anak masih polos belum tahu rahasia kali, lyna nyerocos aja nyeritain cara berpacaranya dia…
”kamu pernah di apain aja ama pacar kamu…” tanya ku menggoda…
“rahasia dong…”katanya…malu malu
” alahhh gitu ya….? masa sama mas …pakai rahasia2 segala..”pancingku.
lalu dia cerita kalau pacaran sering cium cium gitu dan juga suka di grepe2 ama pacarnya tapi gak mau lebih katanya.dengar cerita dia aku rada naik juga nih …ternyata anak jaman sekarang lebih cepat dewasa atau karena pengaruh acara tv dan film2 luar kali.
” emang apanya yg di cium dan di pegang2 lyn..?”tanya ku lagi.
”ihh mas ifan ini kayak gak tau aja …ya..bibir lahhh…” katanya malu malu.
”lalu yang di pegang2 apanya…”tanya ku penuh selidik sambil nelan ludah udah konak nih…dengar dia cerita, jadi pengen juga…
”yaa…anu…gimana ya….”jawabnya malu banget ak pojokin kaya gitu. mungkin kalau gak duduk di ruang tamu dan pintu gak kebuka udah ku …
” lah kq gak d lanjutin sih,…masa sama mas ifan malu gitu…sih..”desakku.
lalu dia bilang kalau sering di elus elus pahanya dan diremas remas..teteknya.. tapi dari luarnya aja, geli dan takut katanya.duuhhh….. ini anak bikin aku nafsu juga…dari pertama aku liat dia d cafe, dia memang imut banget dengan tinggi 155 kulit putih bersih hidung mancung dan bibir tipis yang selalu basah ..membuat ak tambah nafsu aja kalau diliat ukuran dadanya belum begitu besar sih…..tapi matanya itu seksi banget…dipandang sepintas kayak artis nia ramadhani…..
otak ku berpikir keras gimana nih supaya bisa ngarasain lyna..ahhh aku ada ide…
“lyn kita pindah kedalam aja yuk keruang tengah ak pengen nonton acara favorit aku nih ..sekalian aku pengen membaringkan badan capek banget nih…”alasanku.
” ya ayo mas….sebentar aku tutup pintu dulu takut ada binatang masuk…”katanya….
duuuhhh sesuai rencana nih…..kayaknya bisa nih pasang perangkap…
kemudian kami pindah keruang tengah dan dia menyalakan tvnya.
”apa acaranya mas….”tanya dia.
” mancing mania lyn…”kataku…
”ohhh……ini ya…?” katanya setelah menemukan chanel tersebut.
” mas sebentar aku ganti baju dulu ya…risih nih…bau keringat…”katanya
” ya udah…sana ganti dulu…”kataku..dan kulihat dia masuk kamar persis dekat dengan tempat duduk dari sofa panjang yang deket dangan pintu tengah….
wahhh..kesempatan nihh…untuk ngintip dia ganti baju…kebetulan diatas pintu kamarnya ada celah2 lubang angin …
dengan hati hati aku naik ke atas sofa untuk pijakan kaki supaya dapat melihat dengan jelas…
kulihat dia tengah membuka lemari yang menghadap kearah pintu dan mengambil singlet tanpa lengan dan celana pendek, kemudian dia membungkuk untuk ambil bh dan cd yg ada di lemari bagian bawah lalu di menutup almari, ternyata ada cerminnya setinggi dia di bagian depan almari itu , perlahan dia melepas kancing baju seragam smpnya satu persatu lalu melepaskan nya kemudian dia buka ikat pinggang dan resleuting roknya yang di porotin gitu aja . duhhh…anjrittt….ternyata body dia seksi banget, dia sekarang hanya pakai bh dan cd aja yang berwarna krem…bukan nya langsung dilepas tuh cd ma bh malah di lagi bercermin sambil megang2 teteknya kayak di angkat2 gitu…gak lama kemudian dia sedang melepas bhnya, begitu terbuka..kulihat pemandangan yg begitu menggetarkan…walaupun tetek nya belum begitu gede tapi bentuknya itu bulat kencang dan begitu putih bersih dan putingnya yg berwarna pink belum begitu menonjol paling baru seberas ujung kelingking aja…lalu perlahan dia buka cdnya ….wow..sekarang dia benar2 bugil gil tanpa penutup apapun…segera kualihkan pandangan ku kebawah pusarnya…ternyata jembut memeknya belum begitu kelihatan masih samar2..sungguh aku dibuat mabuk kepayang dengan pemandangan yg seindah ini….dan gak aku sadari dah dari tadi kontol ku menge